JAKARTA, Stabilitas.id – Indonesia Financial Group (IFG), Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi kembali menggelar IFG International Conference 2023 sebagai The Most Progressive International Conference of Insurance and Pension Fund di Indonesia.
IFG International Conference 2023 akan berlangsung selama dua hari, pada 19 – 20 September 2023, bertempat di Hotel Shangri La, Jakarta dengan tema “Shaping the Foundations for Sustainable & Resilient Insurance and Pension Fund.”
“IFG bersama IFG Progress sebagai lembaga riset dan kajian yang berbasis data (evidence based) dan riset (research based) mendukung upaya pemerintah dan berkontribusi melalui international conference ini untuk memperkuat literasi kepada industri dan masyarakat tentang implementasi best practice bisnis asuransi dan pengelolaan dana pensiun,” ujar Sekretaris Perusahaan IFG, Oktarina Dwidya Sistha, di Jakarta, pada Rabu (13/09/23).
BERITA TERKAIT
Sistha menambahkan, IFG sebagai salah satu pelaku di industri asuransi dan dana pensiun menghadapi tantangan yang tidak mudah dalam melakukan transformasi bisnis.
Tantangan itu seperti literasi dan inklusi perasuransian yang masih perlu ditingkatkan agar sebanding dengan industri perbankan, regulatory framework & minimum capital industri asuransi yang belum sematang perbankan, reputasi asuransi masih kurang baik akibat preseden buruk sebelumnya, serta perlu diperkuatnya implementasi best practice di industri asuransi dan dana pensiun.
Oleh karena itu diperlukan upaya bersama seluruh stakeholder dan pelaku di industri keuangan untuk bersama-sama memperkuat sektor asuransi dan dana pensiun sebagai salah satu instrumen keuangan yang memberikan proteksi dan rasa aman bagi masyarakat.
“Melalui penyelenggaraan IFG International Conference ini diharapkan dapat menjadi ajang bersama mendapatkan insight dan update terbaru mengenai industri asuransi dan dana pensiun,” tegas Sistha.
Untuk diketahui, konferensi internasional tersebut mengundang sejumlah narasumber mumpuni dari dalam dan luar negeri. Para pembicara kunci dari dalam negeri, antara lain Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN Nawal Nely, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara, dan Direktur Utama IFG Hexana Tri Sasongko.
Sementara itu, pembicara dari luar negeri, di antaranya Senior Economist dari AMRO Singapura Anthony Tan, Principal and Consulting Actuary Milliman Singapura Chong Weng Ang, President & CEO Pioneer Insurance Lorenzo Chan, Co-Founder & Chief Executive Officer Sunday Ins Holdings Cindy Kua, Group CEO Etiqa International Holdings Kamaludin Ahmad, dan Secretary General International Association of Deposit Insurers (IADI) Eva Hupkes.
Tantangan Industri
Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) khususnya pada industri asuransi dan dana pensiun memiliki peran yang krusial dalam pengembangan dan penguatan sektor keuangan Indonesia, dengan berbagai tantangan yang akan dihadapi kedepannya.
Salah satu tantangan industri asuransi yang akan menjadi salah satu topik dalam konferensi internasional tersebut adalah implementasi IFRS-17 di industri asuransi Indonesia, yang akan berlaku pada Januari 2025.
Senior Executive Vice President IFG Progress Reza Y Siregar menjelaskan, IFRS-17 memperkenalkan pendekatan akuntansi kontrak asuransi yang lebih terperinci dan konsisten, yang melibatkan penilaian risiko, estimasi arus kas masa depan, dan pemisahan kontrak ke dalam komponen keuangan.
Tujuan implementasi IFRS 17 di antaranya untuk meningkatkan transparansi, konsistensi, dan pemahaman atas informasi keuangan yang disajikan perusahaan.
“Kami berharap perwakilan praktisi pelaku bisnis asuransi di Indonesia dapat memperoleh insight penerapan dan praktik IFRS 17 dari salah satu negara yang sudah mengimplementasikan standar akuntansi industri asuransi terbaru tersebut sejak awal tahun ini,” katanya.
Di pihak lain, event tersebut menyinggung juga perkembangan terbaru di industri asuransi dan dana pensiun, seperti digitalisasi, ekosistem baru ekonomi digital dan ekonomi hijau, skema penjaminan asuransi, asuransi syariah, dan asuransi pertanian.
Hal penting lainnya adalah implementasi prinsip Liability-Driven Investment (LDI), yang mendorong perusahaan asuransi dan dana pensiun memilih strategi investasi yang tepat untuk memenuhi kewajiban jangka panjang dan menjamin keberlanjutan manfaat bagi nasabah.
“Industri asuransi dan dana pensiun perlu membangun fondasi yang kuat untuk menjamin bisnis berkelanjutan dan tangguh dalam menghadapi dinamika lingkungan bisnis, baik nasional maupun global. IFG International Conference 2023 dapat menjadi acuan dalam membangun fondasi dan keberlanjutan tersebut,” kata dia.***