JAKARTA, Stabilitas– PT Hartadinata Abadi Tbk, produsen dan penyedia perhiasan emas Indonesia membagikan dividen sebesar Rp32,2 miliar. Jumlah tersebut setara 26 persen dari laba bersih tahun buku 2018.
“Dividen tahun ini Rp7,00/lembar saham. Naik dibanding tahun lalu yang hanya sebesar Rp6,”papar Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk Sandra Sunanto dalam konferensi pers di Jakarta.
Perseroan juga melaporkan total pendapatan pada 2018 ini tumbuh 10,6persen menjadi Rp2,746 triliun yang didorong oleh kenaikan harga emas selama tahun 2018 dan peningkatan volume penjualan kepada pihak wholeseller sebesar 3persen maupun penjualan dari toko milik sendiri sebesar 2,1persen dari total pendapatan Perseroan.
“Dengan pertumbuhan pendapatan yang dialami selama tahun 2018, perseroan berhasil meningkafkan laba sebelum pajak tahun berjalan mencapai Rp165,8 miliar atau meningkat sebesar 12.6persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp147,2 miliar, sehingga membukukan laba bersih di tahun 2018 menjadi sebesar Rp123,8 miliar,”kata Sandra.
Sandra menambahkan, sepanjang tahun 2018, perseroan sudah memperluas jaringan distribusi sampai ke kota Medan dan Madura serta menambah jaringan distribusi retail di Jakarta dan juga pulau Batam.
“Rencana kedepan, perseroan akan terus memperkuat penetrasi pasar melalui perluasan jaringan retail maupun wholesaler ke seluruh kota-kota di Indonesia.”imbuhnya.
Sandra menambahkan, selama tahun 2018, peningkatan penjualan masih didominasi oleh pasar perhiasan kadar rendah untuk segmen kelas menengah bawah yang berkontribusi 60,1persen terhadap total produk yang dipasarkan perseroan. Tingginya kontribusi kelas menengah bawah, membuat perseroan mempertimbangan untuk tetap mempertahankan penetrasi produk dipasar kelas ini.
“Atas pencapaian tersebut, perseroan telah melakukan penetrasi pasar dan product and market development,”kata dia.
Selain itu, perseroan juga memperkuat Divisi Research and Design guna meningkatkan kualitas produk serta menambah cakupan pasar melalui grosir/ritel baru dan toko-toko sendiri bermerk ACC.
Lebih lanjut Sandra menjelaskan, pertumbuhan penjualan perhiasan dipengaruhi dua faktor yaitu faktor ekonomi dan faktor daya beli. Untuk merespon pangsa pasar yang semakin terbuka lebar, perseroan menerapkan strategi memperkuat branding.
Dana yang didapatkan dari IPO sebesar Rp314,7 miliar sudah terealisasi sepenuhnya untuk modal kerja sebesar Rp130,6 miliar, belanja modal sebesar Rp18,7 miliar, pengembangan e-commerce sebesar Rp6,2 miliar, dan pembayaran pinjaman kredit modal kerja sebesar Rp159,3 mlllar.
Dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dilaksanakan pagi tadi, memutuskan bahwa penggunaan laba bersih perseroan diperuntukkan untuk dividen tunai kepada para pemegang saham perseroan sebesar Rp32,2 miliar, cicilan dana cadangan sebesar Rp24,7 miliar, dan modal kerja perseroan sebesar Rp66,8 miliar yang dicatat sebagai laba yang ditahan. (Is)