Jakarta – Pesatnya perkembangan Kota Bekasi dengan populasi sekitar 2,5 juta jiwa (terbesar keempat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, dan Bandung) telah mendorong banyak pengembang properti menggarap kawasan hunian dan komersial di kota ini.
Hal itu tampak misalnya pada pengembangan Kota Harapan Indah dan Summarecon Bekasi yang tumbuh pesat di sebelah utara ruas jalan tol Cikampek yang membelah kota dan menjadi urat nadi transportasi antara Kota Bekasi dan Jakarta.
Di sisi selatan terdapat perumahan Kemang Pratama serta sejumlah pengembangan baru yang menjamur di sepanjang koridor jalan raya Narogong. Salah satu pengembangan kawasan hunian terpadu di jalan raya Narogong adalah Vida Bekasi, yang dikembangkan oleh Gunas Land. Jalan raya Narogong ini diyakini banyak pihak menyimpan potensi untuk berkembang menjadi kawasan terkemuka, seperti dulu jalan raya Serpong di Tangerang Selatan.
BERITA TERKAIT
“Kondisi Serpong 12 tahun lalu mirip Narogong sekarang yang dipadati aneka industri. Di kiri-kanan jalan banyak pabrik dengan truk-truk besar berlalu lalang. Jalannya juga sempit dan berlubang-lubang. Drainase dan jalan bagi pedestrian tak beraturan. Seiring dengan perbaikan tata ruang, ke depan akan terjadi perubahan fungsi. Narogong sudah tidak cocok lagi menjadi lokasi pabrik. Dengan hidupnya Narogong sebagai pusat komersial, lokasi hangout, dan lifestyle, sebaran imbas positifnya akan ke mana-mana,” ujar Edward Kusma, direktur Vida Bekasi.
Semua itu tidak akan terwujud bila tidak ada perbaikan infrastruktur karena infrastruktur menjadi modal utama majunya satu kawasan. Salah satunya adalah pelebaran Jalan Raya Narogong. Saat ini status Jalan Raya Narogong sudah ditingkatkan menjadi arteri primer. Dengan menjadi arteri primer, ke depannya ROW Jalan Narogong akan menjadi 30 meter yang terdiri dari empat jalur jalan raya.
Sejak diluncurkan pada Oktober 2013, Vida Bekasi dengan masterplan pengembangan seluas 40 hektar telah melaksanakan beberapa tahapan pembangunan, di antaranya infrastruktur gerbang dan jalan, penataan danau buatan dan pembangunan kluster hunian pertama, Premier Savanna, yang dibangun bekerja sama dengan PT Premier Qualitas Indonesia. “Premier Savanna sudah terbangun 60% dan kini sedang dipasarkan sisanya. Harganya mulai dari Rp 600 juta sampai Rp 1,3 miliar per unit,” ungkap Edward.
Gunas Land, dalam mengembangkan Vida Bekasi, memiliki visi sebagai kawasan mandiri berkelanjutan yang menawarkan kenyamanan hunian yang dilengkapi berbagai sarana pendukung berkualitas dalam satu kawasan terpadu. Komitmen ini ditandai dengan hadirnya Bina Nusantara (Binus) School Bekasi yang akan dibangun di kluster Saraswati. “Jalan akses sudah kami selesaikan dan konstruksi bangunan sekolah akan segera dimulai. Ground-breaking ceremony akan digelar 20 Agustus ini,” ujar Edward.
Pembangunan gedung Binus School Bekasi ini ditargetkan untuk beroperasi pada tahun ajaran baru 2016. Binus School Bekasi merupakan cabang sekolah ketiga setelah sebelumnya beroperasi di Simprug dan Serpong.
Selain mengembangkan Vida Bekasi di Jalan Raya Narogong pada tahun 2013, Gunas Land juga telah mengakuisisi Grand Bekasi, kawasan perumahan yang dulunya dikenal sebagai Bumi Alam Hijau yang terletak di jalan Haji Djole, tidak jauh dari Vida Bekasi. Sejak saat itu, kawasan ini terus bergiat melaksanakan berbagai revitalisasi dan pembangunan infrastruktur, hunian, serta fasilitas-fasilitas baru.
Sebuah langkah strategis diambil Gunas Land dengan menggabungkan Grand Bekasi menjadi bagian dari masterplan pengembangan Vida Bekasi. Dengan begitu, hingga saat ini total luas pengembangan menjadi 130 hektar. “Perbaikan infrastruktur dan peningkatan kualitas di Grand Bekasi telah dirasa cukup, dan Grand Bekasi siap menjadi bagian dari Vida,” ungkap Edward.
Peningkatan skala pengembangan ini semakin mendongkrak nilai investasi Vida Bekasi dan termasuk dalam jajaran top five development (luas) di Kota Bekasi. Vida kini memiliki 4 kluster hunian yang telah diisi lebih dari 9.000 warga, dilengkapi fasilitas-fasilitas pendukung yang sudah, sedang, dan akan dibangun, yakni Binus School Bekasi, Saraswati Sembilan, arena sports club, Pasar Anyar, serta tempat ibadah.
Selain sisi pengembangan fisik, Vida Bekasi juga bergiat membangun sisi sosial masyarakat. Vida Bekasi mendorong perubahan sikap dan kebiasaan warga terhadap sampah melalui kerja sama dengan Waste4Change, di mana warga dididik dan dilatih memilah sampah untuk kemudian dikelola secara lebih bertanggung jawab. Inisitatif lainnya adalah digarapnya Farm4Life, kebun organik yang pupuknya diperoleh dari hasil pengomposan sampah warga. “Sudah saatnya masyarakat berubah mindset dalam memandang sampah. Sampah bukanlah sesuatu yang harus kita buang jauh-jauh, tetapi harus kita simpan dan kita kelola secara bertanggung jawab sesuai nilai guna sampah itu, “ ujar Mohamad Bijaksana Junerosano dari Waste4Change.
Vida Bekasi juga berencana menggelar festival bertajuk Vidafest pada 15 hingga 22 Agustus 2015. Vidafest bertujuan menciptakan wadah ekspresi dan apresiasi beragam seni dan budaya yang berakar dari masyarakat sekitar. Vidafest mencoba memenuhi salah satu nilai kehidupan masyarakat, yaitu kebahagiaan. Bekasi akhir-akhir ini sering diidentikkan sebagai kota yang gersang dan kurang nyaman, terutama melalui media sosial. Hal inilah yang menggelitik Vida Bekasi untuk mencoba mengembalikan suasana akrab, rileks, dan down to earth dengan aneka ragam acara dan hiburan di Vidafest. “Vidafest mengangkat beberapa aspek unik dari tradisi kehidupan masyarakat, salah satunya perayaan 17 Agustusan. Dengan tema Bahagia di Bekasi Vidafest ingin menawarkan pengalaman rasa memiliki antarkelompok masyarakat,” ungkap Meizan Nataadiningrat, CEO House the House yang menggawangi Vidafest 2015.