JAKARTA, Stabilitas.id – Jepang merupakan negara maju yang terkenal dalam pengembangan dan penggunaan teknologi masyarakatnya, bahkan hingga mancanegara. Namun, siapa sangka, hinga kini Jepang masih menggunakan disket dalam lembaga pemerintahannya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Urusan Digital Jepang, Taro Aso, merasa geram dan ingin menghilangkan penggunaan disket karena tidak efisien dan tentu saja tidak mengikuti perkembangan teknologi.
Dilansir dari Sky News, hampir 2.000 prosedur di Pemerintahan Jepang masih menggunakan dan bergantung pada disket.
Disket atau floppy disk, adalah media penyimpanan yang sering digunakan saat teknologi belum maju seperti saat ini. Saat ini, disket sudah jarang digunakan, karena ruang penyimpanannya yang sangat terbatas dan rentan diserang virus.
Melalui Twitternya, Taro menyatakan, regulasi yang ada saat ini akan diperbaharui untuk mengikuti perkembangan zaman sehingga semua prosedur akan dilakukan secara online, tidak lagi dengan disket atau media penyimpanan jadul yang lainnya.
“Kementerian Digital mendeklarasikan perang terhadap floppy disc. Ada sekitar 1.900 prosedur di pemerintahan yang mensyaratkan komunitas bisnis untuk menggunakan disc seperti disket, CD dan lainnya untuk mendaftarkan aplikasi dan bentuk lainnya,” tulis Taro.
Selain disket, media penyimpanan jadul lain semacam CD yang juga masih cukup banyak digunakan akan coba diminimalisir.
Ia menambahkan bahwa Perdana Menteri Fumio Kishida sudah mendukung penuh rencana untuk meminimalisir pemakaian disket dan benda sejenisnya itu.
“Di mana memangnya hari ini orang bisa membeli disket?” demikian candanya.
Tak hanya itu, pemakaian mesin faks juga akan dikurangi secara bertahap. Disket sendiri sudah dihentikan produksinya antara lain oleh Sony pada tahun 2011.***