Jakarta – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013 sebesar Rp2 triliun. Dengan jangka waktu selama lima tahun. "Obligasi Berkelanjutan memperoleh rating A (idn) (Single A) dari PT Fitch Ratings Indonesia," kata Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda Indonesia, Jakarta, Selasa (11/6).
Garuda Indonesia menunjuk PT Bahana Securities dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Joint Lead Underwriter untuk pelaksanaan “Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013” tersebut. Sedangkan, bertindak sebagai wali amanat (trustee) adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan aksi korporasi tersebut sejalan dengan program ekspansi perusahaan dan peremajaan pesawat yang tertuang dalam program “Quantum Leap 2011 – 2015”.
BERITA TERKAIT
"Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013 ini akan dipergunakan untuk pengadaan pesawat baru (Pre-delivery Payment) serta untuk mendanai modal kerja perusahaan," ujarnya.
Adapun, Garuda Indonesia akan menerima 24 unit pesawat baru, terdiri dari 3 Airbus A330, 10 Boeing 737-800NG, 7 Bombardier CRJ1000 NextGen, dan 4 Boeing 777-300ER –yang mulai didatangkan pada Juni dan Oktober 2013. Penerbangan untuk melayani rute-rute long haul, seperti Jakarta – Jeddah dan Sydney – Jakarta – London.
Sementara itu, anak perusahaan Garuda Indonesia yang bergerak di segmen Low Cost Carrier (LCC), PT Citilink Indonesia, pada tahun ini akan menerima 11 pesawat A320-200. Maka itu, Garuda Indonesia dan Citilink akan mengoperasikan sebanyak 139 pada akhir tahun ini, antara lain 104 pesawat Garuda Indonesia dan 35 unit pesawat untuk Citilink dengan rata-rata usia di bawah 5 tahun.
"Melalui program “Quantum Leap 2011 – 2015”, Garuda Indonesia akan mengoperasikan sebanyak 194 pesawat pada tahun 2015 dengan rata-rata usia di bawah 5 tahun, yang terdiri dari, di antaranya B737-800NG, B777-300ER, A330-300, A320-200, dan Bombardier CRJ 1000NextGen," ungkapnya.
Adapun selama periode Januari – Maret 2013, perusahaan telah menerima 6 pesawat baru yang terdiri dari 4 Airbus 320 untuk Citilink dan 2 Bombardier CRJ-1000 NextGen untuk Garuda Indonesia. Hingga kuartal pertama tahun ini, Garuda Indonesia mengoperasikan sebanyak 112 pesawat.
Dari sisi kinerja keuangan, pada tahun 2012 Garuda Indonesia membukukan laba komprehensif (Comprehensive Income) sebesar US$ 145,4 juta atau meningkat 100% dibandingkan tahun 2011 sebesar US$ 72,7 juta. Sedangkan, pendapatan operasional sebesar USD 3.472,5 juta, meningkat 12,1% dibanding tahun 2011 sebesar USD 3.096,3 juta.
Laba Operasi (Income from Operations) perusahaan juga meningkat 82% dari US$92,3 juta pada tahun 2011, menjadi US$ 168,1 juta di 2012. Sementara, laba bersih (Income Current Period) meningkat sebesar 72,6% dari US$64,2 juta di tahun 2011 menjadi US$ 110,8 juta pada 2012.
Selama tahun 2012, Garuda Indonesia berhasil mengangkut sebanyak 20,4 juta penumpang atau naik 19,6% dibanding tahun 2011 sebesar 17,1 juta penumpang. Sementara, perseroan juga berhasil meningkatkan jumlah angkutan cargo pada tahun ini sebesar 280.285 ton meningkat 22,2% dari tahun lalu yang sebesar 229.378 ton.