JAKARTA, Stabilitas.id – Forum Dialog Kebijakan Regional yang didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), Republik Federal Jerman, dan Sekretariat ASEAN dalam rangka Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 mempertemukan lebih dari 50 perwakilan pemerintah dan bisnis dari negara anggota ASEAN telah sampai pada puncaknya.
Asisten Deputi Bidang Kemitraan dan Perluasan Pasar KemenKopUKM, Fixy mengatakan, pertemuan tersebut membahas rancangan rekomendasi kebijakan untuk mempromosikan prinsip-prinsip ekonomi sirkular bagi UMKM di seluruh wilayah ASEAN.
“Pembahasan dimulai dengan diskusi untuk merumuskan rekomendasi kebijakan yang komprehensif yang berpusat pada poin-poin penting seperti upaya peningkatan kesadaran tentang ekonomi sirkular dan transisi hijau,” kata Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar, KemenKopUKM Fixy di Jakarta, pada Kamis (27/7/23).
BERITA TERKAIT
Beberapa hal yang di bahas di antaranya memasukkan pemahaman konsep ekonomi sirkular ke dalam pendidikan dasar, pemanfaatan platform ASEAN Access untuk membantu transisi UMKM menuju ekonomi sirkular, standardisasi melalui mekanisme eco-label atau sertifikasi ASEAN yang sesuai dengan standar internasional, sinergi dengan mekanisme, framework, dan platform ASEAN yang sudah ada, investasi dan pembiayaan yang berkelanjutan bagi UMKM sebagai insentif untuk mendorong keterlibatan mereka dalam ekonomi sirkular.
“Dalam agenda kali ini, para delegasi juga melakukan kunjungan ke Smesco Indonesia untuk melihat fasilitas Skyeats dan Paviliun Provinsi,” ungkap Fixy.
Lebih lanjut, kunjungan selanjutnya dilakukan ke Plasticpay untuk melihat demonstrasi model ekonomi sirkular yang diterapkan oleh perusahaan. CEO Plasticpay, Suhendra Setiadi menyampaikan, visi dari perusahaannya adalah menjadikan Indonesia sebagai transformer sampah dan bukan penghasil sampah.
Sebagai informasi, Forum Dialog Kebijakan Regional yang diselenggarakan pada 25-26 Juli 2023 merupakan hasil konsultasi dengan ASEAN Coordinating Committee on MSMEs (ACCMSME) dan Task Force ASEAN Access, dengan dukungan dari Deutsche Gesellschaft fuer Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH dengan pendanaan dari Federal Ministry of Economic Cooperation and Development (BMZ) melalui proyek GIZ SME Promotion in ASEAN II.***