JAKARTA, Stabilitas.id – Dua pejabat senior The Fed mengungkapkan, Federal Reserve AS harus bertindak hati-hati ketika dalam memutuskan terkait kenaikkan suku bunga lebih lanjut atau tidak untuk menurunkan inflasi.
The Fed telah menaikkan suku bunga pinjaman utama sebanyak 11 kali dalam 18 bulan, yang menyebabkan inflasi turun tajam menuju target jangka panjang sebesar 2%. Sedangkan pemerintah sedang mencoba untuk mencapai apa yang disebut ‘soft landing’, yaitu upaya mengatasi inflasi yang membandel tanpa membebani perekonomian AS.
Meskipun inflasi tertahan di atas 2%, pasar tenaga kerja sejauh ini masih kuat, dan pertumbuhan ekonomi tampak tangguh, yang meningkatkan peluang terjadinya soft landing.
“Komite penetapan suku bunga The Fed berada dalam posisi untuk melanjutkan dengan hati-hati dalam menilai sejauh mana setiap penguatan kebijakan tambahan yang mungkin diperlukan,” ungkap Wakil Ketua The Fed Philip Jefferson, dikutip dari The Business Times, pada Selasa (10/10/23).
Sebelumnya, Presiden The Fed Dallas, Lorie Logan, mengaku akan dengan hati-hati mengevaluasi perkembangan ekonomi dan keuangan ketika memutuskan apakah akan mendukung kenaikan suku bunga lagi atau tidak.
Komentar dari dua anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang mengatur tingkat suku bunga mencerminkan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya, yang telah mendesak para pembuat kebijakan untuk mengikuti jalur suku bunga yang bergantung pada data.
Kedua pembuat kebijakan tersebut menyoroti peningkatan imbal hasil obligasi Pemerintah AS jangka panjang baru-baru ini, yang menurut Jefferson mungkin mencerminkan penilaian investor bahwa momentum mendasar perekonomian lebih kuat dari yang diketahui sebelumnya.
“Akibatnya, sikap kebijakan moneter yang restriktif mungkin diperlukan lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk mengembalikan inflasi ke dua persen,” tutupnya.***