Pembaca yang budiman,
Wabah dari sebuah virus yang diberi nama Coronavirus disease 2019 memang seperti tsunami yang menyapu hampir semua yang ada di hadapannya. Sudah hampir setahun di dunia dibuatnya rebah, dan penduduk di hampir penjuru bumi dibuatnya tinggal di rumah. Ironisnya hingga kini tidak ada yang bisa memprediksi kapan wabah yang sudah sejak Maret 2020 lalu, akan berakhir.
Di Indonesia, pandemi itu sudah mengakibatkan perekonomian melamban, jika tidak mau dibilang berhenti. Perusahaan-perusahaan sudah berhitung seberapa besar dampak dari pandemi itu pada kinerja bisnis dan keuangannya.
Namun demikian, tidak banyak pihak yang memberikan concern yang cukup pada reputasi perusahaan, meski risiko ini juga berpotensi untuk muncul ketika wabah ini belum kunjung bisa dikendalikan. Risiko reputasi adalah salah satu ancaman yang sangat penting karena terkait intangible asset dari sebuah perusahaan.
Pengalaman mengajarkan bahwa krisis reputasi adalah masalah yang tersulit untuk diperbaiki dibandingkan masalah-masalah lain yang dihadapi perusahaan. Dibutuhkan langkah jitu dari perusahaan terutama dari sisi manajemen hubungan masyarakat agar perusahaan bisa terhindari dari krisis reputasi di masa-masa krisis multi sektoral seperti sekarang ini.
Menjaga reputasi perusahaan dan komunikasi ke publik menjadi tantangan besar bagi divisi hubungan masyarakat (humas) hari-hari belakangan ini. Nah, Majalah Stabilitas akan mengangkat isu tersebut ke dalam laporan utamanya edisi ini.
Pada tulisan awal akan kami uraikan mengenai kondisi terkini dari krisis dan bagaimana krisis itu bisa mengancam reputasi perusahaan. Singkatnya adalah kemunculan pandemi telah mengancam kehidupan mulai dari krisis ekonomi ke risiko reputasi.
Selanjutnya kami juga akan menguraikan mengenai tantangan besar dari humas di era disrupsi digital dan disrupsi kesehatan ini. Jajaran humas atau public relations (PR) tentu harus menyiapkan dan menyusun Paradigma baru untuk menjaga reputasi perusahaan di masa pandemic ini.
Pada tulisan berikutnya akan diulas mengenai penanganan dampak Covid-19 pada perusahaan agar kemudian hal itu tidak menjadi ancaman Reputasi. Bank-bank tentu ada yang mengalami ketika sebuah kantor cabangnya harus ditutup karena salah satu pegawainya tertular virus ini. Lalu bagaimana jajaran humas menjadi bagian sentral dalam strategi tersebut, dan apa langkah-langkah yang bisa dilakukan?
Berikutnya kami juga menampilkan pembahasan mengenai strategi humas untuk memanfaatkan krisis
atau kesulitan yang ada agar bisa tetap menjaga bahkan meningkatkan reputasi perusahaan. Bagaimana kiat-kiat perusahaan untuk memanfaatkan setiap langkahnya dalam mengantisipasi dampak Covid-19 agar menjadi hal yang bisa meningkatkan reputasi perusahaan, menjadi pembahasan utama bagian ini.
Pada single out terakhir akan kami ulas mengenai cara membangun narasi yang baik untuk menjaga reputasi ke publik di masa pandemi. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan oleh perusahaan khususnya bagian humas untuk melakukan hal itu?
Selepas dari sajian laporan utama, Anda masih bisa menyantap sajian kami berupa artikel-artikel yang terkait isu yang ada pada lembaga keuangan saat ini. Tentunya kami kemas dengan ulasan menarik dari sudut pandang manajemen risiko.
Selamat menikmat sajian kami.