JAKARTA, Stabilitas.id — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) meluncurkan transformasi brand dari asosiasi yang beranggotakan 65 perusahaan asuransi jiwa ini agar mampu melampaui berbagai kinerja yang sudah dicapai saat ini.
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa saat ini adalah momentum emas bagi industrinya untuk menciptakan produk asuransi yang menjawab berbagai kebutuhan dan melindungi lebih banyak masyarakat Indonesia.
Menurut Budi, AAJI belum cukup puas dengan capaian Industri asuransi jiwa yang saat ini telah melindungi sekitar 60 juta tertanggung dari berbagai kalangan.
BERITA TERKAIT
“Transformasi yang kami deklarasikan hari ini adalah wujud penguatan komitmen jangka panjang AAJI dalam memberikan sumbangsih industri asuransi jiwa ke masyarakat. Meski dalam beberapa tahun terakhir, industri kami telah memberikan berbagai manfaat penting bagi Indonesia, namun hari ini AAJI bersama seluruh anggota bersepakat untuk lebih melampaui lagi catatan positif tersebut,” jelas Budi.
Dalam kesempatan tersebut Budi juga menjelaskan capaian industri di sisi klaim serta manfaat yang telah dibayarkan oleh industri asuransi jiwa kepada masyarakat. Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata klaim yang dibayarkan per tahunnya telah mencapai sekitar Rp148,52 triliun.
Bahkan di masa pandemi ini, industri asuransi jiwa tetap mampu mencatatkan kinerja positif dalam pembayaran klaim Covid-19. Sampai dengan Juni tahun ini, industri asuransi jiwa telah membayarkan sekitar Rp3,74 triliun untuk jenis klaim ini.
Sejalan dengan transformasi yang diinisiasi AAJI tersebut, dirancang pula peta jalan yang menjadi panduan transformasi bagi seluruh anggota AAJI. Peta jalan tersebut berisikan tiga pilar perubahan.
Di pilar pertamanya, AAJI akan mendorong industrinya melakukan pengembangan produk dan layanan asuransi jiwa berkelas dunia dengan mengedepankan customer centricity, customer protection, dan digital experience.
Pada pilar kedua, asosiasi akan meningkatkan operational excellence industri asuransi jiwa lewat penguatan tata kelola dan manajemen risiko. Terakhir, industri akan didorong terus untuk menjalankan penguatan permodalan dan portofolio investasi dalam pilar ketiga.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menjelaskan bahwa transformasi ini didasari oleh keinginan industri untuk senantiasa memberikan manfaat terbesarnya dalam melindungi lebih banyak masyarakat di masa depan.
“Hingga saat ini, Industri asuransi jiwa sudah cukup banyak berkontribusi ke perekonomian. Dalam kondisi pandemi dan momentum economic rebound saat ini, kami ingin membuka lembaran baru. Kami optimis, inklusi dan perlindungan asuransi yang lebih masif bagi semua lapisan masyarakat dapat kita capai bersama dengan lebih cepat dan efektif,” kata Togar.
Seperti diketahui sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data kinerja perekonomian Indonesia kuartal II 2021, Selasa (10/8/2021) lalu. Dalam rilis tersebut, terlihat bahwa Indonesia telah keluar dari resesi perekonomian.
Perekonomian triwulan II 2021 mengalami pertumbuhan cukup besar, 7,07 Persen yoy. Sementara ekonomi Indonesia semester I 2021 terhadap semester I 2020 juga mengalami pertumbuhan positif, sebesar 3,10 persen.
Pencapaian positif yang sama juga telah dialami oleh industri asuransi jiwa. Terdapat pertumbuhan positif pada berbagai kinerja perasuransian jiwa di triwulan pertama tahun ini. Meski belum merilis angkanya secara resmi, AAJI juga mengindikasikan bahwa laporan pendapatan usaha industri asuransi memperlihatkan bahwa para anggotanya membukukan pertumbuhan usaha yang positif pada triwulan II 2021.
Budi meyakini daya adaptasi industri asuransi jiwa untuk meningkatkan kualitas di semua proses bisnisnya ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang makin tinggi. Meskipun tekanan ekonomi Indonesia dan global akibat pandemi belum sepenuhnya pulih, namun AAJI akan terus berinovasi dalam semangat transformasi tersebut.
“Semangat transformasi ini kami yakini akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi jiwa. AAJI akan terus menjembatani setiap pemangku kepentingan dalam menyuarakan aspirasi perbaikan business process. Semoga di masa depan, industri asuransi jiwa akan terus meningkatkan ketangguhan dan menyumbang pertumbuhan bangsa Indonesia,” tutup Budi.***