JAKARTA, Stabilitas—Direktur Utama Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmaja, menilai hasil Rapat Dewan Gubernur BI untuk kembali menahan suku bunga acuan di level 6 persen sudah tepat. Hal ini mengingat sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan.
“Sudah cocok sekali keputusan BI menahan suku bunga apalagi menjelang hari raya (Bulan Puasa dan Lebaran,”papar Jahja dalam Konferensi pers laporan capaian kinerja kuartal I Bank BCA di Hotel Kempinsky, Kamis (25/4/2019).
Jahja menambahkan, hal ini mengingat kebutuhan likuiditas yang cukup tinggi menjelang hari raya serta kredit uyang dperkirakan meningkat selama dua bulan ke depan. Menurutnya, jika ada kemungkinan menurunkan suku bunga acuan sebaiknya dilakukan setelah Hari Raya Lebaran atau pada kuartal ketiga tahun 2019.
“Dengan begitu likuiditas perbakan juga akan tetap terjaga. Kalau hari raya kan banyak kebutuhan. Nanti aja turunnya saat kuartal III,”kata dia.
Jahja menurutkan, ke depannya akan ada kemungkinan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya mengingat bank sentral Amerika tidak menaikkan suku bunga acuan. Dirinya menambahkan, jika pada kuartal III likuiditas melonggar serta The Fed menurunkan suku bunga acuannya, maka akan ada ruang bagi bank sentral Indonesia untuk juga menurunkan suku bunga acuannya.
“Tentunya kita hasrus lihat likuiditasnya bagaimana. Kalau sudah melonggar, The Fed turunkan FFR baru bisa. Kalau likuiditas bertambah, maka ada room untuk juga ikut turun,”pungkasnya.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan Bank Indonesia di level 6 persen,suku bunga deposit facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 6,75 persen. (Is)