JAKARTA, Stabilitas.id – Digital disruptors, pakar industri dan Citi berkumpul dalam forum “Indonesia Digital Leaders Summit 2022” yang diselenggarakan oleh Citi Commercial Bank Indonesia.
Forum ini membahas peluang bisnis di ekonomi yang berwawasan lingkungan, energi terbarukan dan kesetaraan gender, dinamika investasi dari sudut pandang investor ekonomi digital serta membahas strategi dalam meningkatkan skala bisnis start-up.
Country Head Citi Commercial Bank Indonesia, Patrick Wong mengatakan, Citi senantiasa mengembangkan kemampuan digital perbankannya melalui inisiatif digitalisasi agar terus dapat melayani nasabah lebih baik.
BERITA TERKAIT
“Kami memahami kompleksitas dan tantangan yang ada dalam digitalisasi. Kami juga memahami tuntutan yang tinggi bagi perusahaan untuk bertransformasi dalam laju perubahan di dunia dan beradaptasi dengan transformasi digital, dan Citi memiliki pengalaman untuk mendukung nasabah kami dalam proses transformasi mereka,” ungkapnya.
Di bawah Segmen Digital Global Perbankan Komersial, Citi telah mendedikasikan bankir di seluruh dunia dengan sejarah panjang bekerja dengan perusahaan Digital, Teknologi,dan Komunikasi di seluruh siklus hidup mereka – mulai dari tahap awal, perusahaan rintisan yang berkembang pesat hingga perusahaan Fortune 500.
Transformasi dan pertumbuhan digital menjadi salah satu dari tiga isu prioritas yang dibahas pada Presidensi G20 Indonesia, selain isu transisi energi terbarukan dan arsitektur kesehatan global.
Seperti banyak negara di Asia Pasifik, Indonesia menghadapi beberapa rintangan dalam mendorong digitalisasi di dalam wilayahnya sendiri. Namun, KTT G20 memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para pelaku bisnis digital tanah air untuk meningkatkan, memperluas bisnis mereka dari segi kualitas dan kuantitas, serta go international.
Dalam penutupnya, Patrick menyampaikan, berdasarkan Laporan E-conomy Asia Tenggara 2022 yang dikeluarkan oleh Google, Temasek dan Bain & Company, sebagaimana dipresentasikan pada forum ini, Indonesia diproyeksikan mencapai transaksi ekonomi digital sebesar USD 360 miliar pada tahun 2030.
“Dengan ekonomi global yang masih dalam proses pemulihan dari pandemi COVID19 dan tantangan makroekonomi, forum ini hadir pada saat yang tepat sebagai ajang pertemuan untuk berbagi pengalaman, berjejaring, serta bertukar gagasan dengan narasumber, pakar terkemuka dan sesama pelaku ekonomi digital,” tutup Patrick.***