JAKARTA, Stabilitas.id – Masalah stunting dan kemiskinan ekstrem menjadi isu penting yang perlu mendapatkan perhatian semua pihak. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan 2022, prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 21,6%.
Hal ini tentu menjadi masalah serius yang harus segera dituntaskan dengan gotong royong oleh seluruh elemen bangsa. Karena, tingginya angka stunting dapat mengancam bonus demografi Indonesia pada 2030, di mana generasi usia produktif yang seharusnya memiliki kualitas dan daya saing tinggi justru tidak memiliki kemampuan yang memadai akibat stunting.
Maka, sebagai wujud kepedulian dan dukungan nyata terhadap program pemerintah untuk mengentaskan masalah stunting dan kemiskinan ekstrem di Indonesia, Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) bersama Kamar Dagang Indonesia (KADIN), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), dan Kompas Gramedia Group meluncurkan progam Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara menyatakan, sebagai upaya nyata untuk mencegah sekaligus mengurangi kejadian stunting pada bayi dan anak Indonesia sesuai target pemerintah yaitu menjadi 14% pada tahun 2024, CIMB Niaga Syariah menginisiasi program Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem yang akan diselenggarakan dalam bentuk penghimpunan donasi melalui produk iB Goal Savers dan Giro iB dan penyaluran donasi/implementasi program bekerja sama dengan lembaga mitra terpercaya.
Adapun donasi akan disalurkan oleh lembaga mitra di berbagai provinsi di Indonesia yang menjadi target area kampanye pencegahan stunting, terutama di 14 provinsi yang memiliki proporsi balita stunting tertinggi di atas nasional. Lembaga mitra tersebut di antaranya Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) dan Baitul Maal Hidayatullah.
Dengan menggandeng lembaga mitra yang kompeten dan berpengalaman dalam penyaluran donasi dan wakaf tersebut serta memiliki rekam jejak yang baik dalam program pengentasan stunting tersebut, CIMB Niaga Syariah optimis dapat menyukseskan program ini.
“Program Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem sejalan dengan komitmen kami dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), salah satunya menghapuskan semua bentuk kekurangan gizi pada tahun 2030.
CIMB Niaga Syariah memandang penting program ini agar Indonesia dapat memanfaatkan momentum bonus demografi dengan menghasilkan generasi yang cerdas dan produktif untuk mendukung Indonesia Berdaya,” kata Pandji dalam Soft Launching Program Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Jakarta, Senin (25/8/2023).
Menabung sambil berdonasi
Dalam program ini, CIMB Niaga Syariah mengajak segenap elemen masyarakat untuk berpartisipasi mencegah stunting serta kemiskinan ekstrem dengan menabung dan berdonasi pada produk iB Goal Savers dan Giro iB. Melalui kedua produk tersebut, nasabah bisa menikmati beragam benefit sekaligus mendapatkan hadiah khusus donasi untuk berpartisipasi secara langsung dalam Program Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem.
Adapun benefit dari tabungan berjangka iB Goal Savers di antaranya mendisiplinkan menabung dengan pilihan setoran rutin harian, mingguan, dan bulanan secara autodebet untuk mencapai impian atau tujuan keuangan nasabah.
Sementara Giro iB membantu nasabah individu maupun perusahaan dengan beragam fasilitas yang memberikan kemudahan dan keuntungan maksimal seperti biaya rekening giro yang rendah, skema nisbah/bagi hasil menarik, dan refund biaya transaksi. Nasabah juga bisa memantau dan bertransaksi melalui dukungan layanan perbankan digital yang lengkap seperti OCTO Mobile, OCTO Clicks, maupun BizChannel@CIMB.
“Kami berharap, program yang kami hadirkan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, sehingga makin banyak bantuan yang dapat dihimpun dan disalurkan untuk membantu para penerima manfaat di daerah-daerah rawan kekurangan gizi. Dengan demikian masalah stunting dan kemiskinan ekstrem dapat terus berkurang sehingga anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan optimal,” ujar Pandji.***