Jakarta – Untuk enam bulan pertama di tahun ini, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar 3 persen, naik dari Rp 1,433 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 1,473 triliun. Menurut Direktur Keuangan dan Chief Financial Office Danamon Vera Eve Lim mengungkapkan hal ini karena dampak penurunan suku bunga kredit Danamon pada semester I.
"Pertumbuhan laba sedikit, karena dampak penurunan suku bunga kredit juga berdampak pada keseluruhan pendapatan pada 6 bulan pertama," ujarnya dalam Paparan Kinerja Keuangan Semester I 2011 di Hotel JW Mariot, Jakarta, Kamis (21/7).
Namun demikian, Vera mengungkapkan manajemen Danamon akan melakukan penyesuaian terkait biaya operasional dan yang lainnya pada semester II mendatang. Hal yang positif, ujar Vera, meski suku bunga kredit mengalami penurunan, resiko kredit juga menurun."Untuk NPL (Non performing Loan) gross semester 2011 sebesar 2,9 persen, tahun lalu 3,4 persen. ini penurunan cukup signifikan," tuturnya. Untuk itu Danamon terus positif menyalurkan kredit sepanjang sisa tahun ini. "Tapi tetap kita lakukan peningkatan di semester II ini, yang perlu dicatat, resiko kredit juga menurun," tegasnya.
BERITA TERKAIT
penurunan suku bunga kredit ini, tuturnya, lantaran faktor kondisi ekonomi yang positif, ditandai dengan pertumbuhan kredit rata-rata industri per Mei sebesar 23 persen. "Total kredit Danamon sebesar 31 persen, diatas indsutri perbankan," jelas Vera. Karena adanya persaingan serta banyak bank yang berselera untuk kredit maka semuanya meningkatkan kompetisi market dengan menurunkan suku bunga.
Pada akhir Juni 2011, total kredit Danamon mencapai Rp 92.793 mi;iar, atau naik 31 persen dari Rp 71,074 miliar pada bulan yang sama tahun 2010. Sementara pada akhir tahun 2010 sebesar 82 triliun. Pertumbuhan kredit ini, ujar Vera, terjadi di semua segmen kredit. Mulai dari segmen kredit usaha mikrokecil, kecil dan menengah (UMKM), kredit korporasi dan kredit komersial. "Adapun kredit UMKM mencatat pertumbuhan 23 persen secara setahunan mencapai Rp 28 triliun dan merupakan segmen kredit yang merupakan 30 persen dari total kredit yang disalurkan oleh Danamon," jelasnya.
Sementara kredit korporasi dan komersial Danamon mencatatkan peningkatan sebesar 30 persen, dari Rp 15,45 triliun pada akhir Juni 2010 menjadi Rp 20 triliun pada akhir Juni 2011. Kredit wholesale didukung oleh kredit modal kerja juga tumbuhsebesar 46 persen menjadi Rp 3, 285 triliuun. "Kredit komersial terus berlanjut, dimana bisnis Trade Finance yang mendukungnya tumbuh pesat sebesar 142 persen menjadi Rp 1, 54 triliun," ujar Vera.
Ia menegaskan kondisi kredit Danamon selama enam bulan pertama 2011 disertai dengan aset dan resiko kredit yang terjaga. Penurunan NPL gros dari 3,4 persen menjadi 2,9 persen, dengan rasio penyisihan terhadap NPL sebar 101,9 persen, Net NPL Danamon tetap berada pada angka nol setelah memperhitungkan nilai agunan. "Khususnya untuk kredit korperasi, komersial, UMKM dan kredit kepemilikan rumah," katanya. Sementara rasio kecukupan modal (CAR) konsolidasian dan stand alone Danamon hingga 30 Juni 2011 tercatat sebesar 14 persen dan 12,2 persen. "Ini jauh diatas rasio minimum sebesar 8 persen yang ditetapkan Bank Indonesia," sambungnya.
Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 23 persen atau mencapai Rp 83,53 triliun. Sementara Giro tumbuh 16 persen dan tabungan naik 18 persen secara year on year, masing-masing sebesar Rp 10,3 triliun dann Rp 20, 81 triliun. Secara keseluruhan, CASA (Giro dan Tabungan) naik 18 persen mencapai Rp 31, 17 triliun dari Rp 26,51 triliun di akhir Juni 2010. Deposito mengalami kenaikan 26 persen menjadi Rp 52,36 triliun dari Rp 41, 39 triliun di akhir Juni 2010. "Sampai dengan 30 juni 2011, rasio kreedit terhadap total pendanaan berada pada posisi 91,9 persen dan rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga Danamon mencapai 99 persen,"terang Vera.
Pendapatan Bunga Bersih (Net interest Income) Danamon pada semester pertama 2011 ini tercatat sebesar Rp 5,23 triliun, atau naik 8 persen dari Rp 4,84 triliun pada Juni 2010. "Kinerja keuangan kami juga didukung oleh pendapatan non bunga yang tumbuh sebesar 12 persen atau mencapai Rp 1,77 triliun dari Rp 1,58 triliun secara setahunan," tuturnya. Terlepas dari kenaikan pendapatan bunga, Danamon membukukan net interest margin (NIM) yang lebih rendah, yakni sebesar 10 persen dibandingkan 11,6 persen pada tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan kontribusi oleh imbal hasil yang lebih rendah di segmen non mass market. "pendapatan non bunga antara lain berasal dari redit related fees serta asuransi umum, yang masing-masing tumbuh 23 persen mecapai Rp 1,34 triliun dan naik 31 persen menjadi Rp 221 miliar secara setahunan," terang Vera.