JAKARTA, Stabilitas-Industri pembiayaan merupakan salah satu sektor yang kinerja bisnisnya relatif melambat terimbas oleh pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) di tahun 2019 ini. Kondisi tersebut diakui oleh PT Buana Finance Tbk. Seiring dengan rampungnya kegiatan tersebut, perusahaan dengan kode saham BBLD itu pun meyakini bahwa bisnis pembiayaan ke depan secara bertahap bakal kembali membaik. “Dengan berakhirnya Pemilu kami yakini pasar akan kembali menggeliat lagi. Bisnis akan membaik lagi. Terutama didorong juga oleh momen Ramadhan dan Lebaran, trennya di kami ada peningkatan sekitar 20 persen sampai 25 persen untuk jenis pembiayaan consumer,” ujar Direktur Utama PT Buana Finance Tbk, Yanjar Alin, usai pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan, di Jakarta, Kamis (16/5).
Berkaca pada tren yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, menurut Yanuar, momen Ramadhan dan Lebaran relatif tidak terlalu memberikan pengaruh yang signifikan. Namun lantaran pada triwulan I/2019 tahun ini ada tren wait and see di masyarakat, sehingga kinerja di triwulan II/2019 secar otomatis ikut terdorong. “Harusnya di triwulan II/2019 akan lebih baik. Faktor Ramadhan dan Lebaran juga akhirnya terlihat memberi pengaruh juga,” tutur Yanuar.
Dengan tren yang terus membaik itu, lanjut Yanuar, pihaknya telah mamatok target laba bersih dari bisnis pembiayaan di sepanjang tahun 2019 ini sebesar Rp75 miliar hingga akhir tahun. Target tersebut ditetapkan dengan mengasumsikan adanya pertumbuhan sebesar 29 persen dibanding realisasi laba bersih pada tahun sebelumnya. “Laba bersih itu nantinya akan coba kami dapat dari target pembiayaan konsumen sebesar Rp2,2 triliun dan sewa pembiayaan sebesar Rp1 triliun,” tegas Yanuar.