JAKARTA, Stabilitas.id – Perekonomian Indonesia dinilai lebih tangguh menghadapi tantangan global, di antaranya adalah dari ancaman resesi. Hal tersebut ditunjukkan dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I/2023 justru tumbuh sebesar 5,03%. Capaian itu sedikit lebih besar dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,01%.
Pertumbuhan yang konsisten terus ditargetkan pemerintah pada tahun ini hingga di kisaran 4,5%-5,3%. Demi mewujudkan hal tersebut, industri perbankan juga harus mampu menjaga momentum ini salah satunya melalui pertumbuhan di segmen wholesale atau korporasi.
Strategi tersebut juga diterapkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai institusi yang berkontribusi terhadap perputaran roda ekonomi Tanah Air. Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan BRI Agus Noorsanto mengatakan, perseroan memiliki fokus di segmen UMKM yang menjadi portfolio kredit utama. Namun demikian, segmen wholesale dengan komposisi sebesar 18,45% dari total portfolio kredit BRI, mempunyai peran tersendiri di dalam mendorong pertumbuhan bisnis BRI.
BERITA TERKAIT
“Kami tetap memperhitungkan kontribusi segmen wholesale di dalam mendorong pertumbuhan Current Account Saving Account atau CASA (dana murah) dan Fee-based Income melalui penguasaan transaksi bisnisnya dengan solusi layanan perbankan yang terintegrasi seperti Cash Management, Trade and Guarantee, Forex, dan Investment Services. Kami menilai segmen wholesale prospeknya positif seiring dengan perekonomian yang mulai pulih, terutama korporasi-korporasi besar yang sudah mulai bangkit pasca pandemi,” ujar Agus optimis.
BRI tercatat tumbuh kredit korporasinya melalui akuisisi secara selektif nasabah-nasabah baru, antara lain sektor Agriculture, Mining, FMCG (Fast Moving Consumer Goods), Telecommunication, serta sektor Digital (big player di bidang e-commerce dan Fintech). Pada Kuartal I/2023 kredit korporasi mampu tumbuh 10,3% year on year (yoy) menjadi Rp190,5 triliun.
Segmen wholesale juga berkontribusi dalam meningkatkan angka layanan transaksi di BRI. Pada kuartal I/2023 tercatat volume Trade Finance tumbuh 37,5% yoy menjadi Rp136,7 triliun, volume Bank Garansi tumbuh 51,8% yoy menjadi Rp24,1 triliun, dan volume transaksi Cash tumbuh 42,2% yoy menjadi Rp1.621,8 triliun. Pertumbuhan tersebut antara lain didukung oleh diluncurkannya Platform Solusi Terintegrasi bagi nasabah-nasabah wholesale yaitu QLola by BRI.
“Dari peningkatan wholesale transaction banking, hingga kuartal I 2023 tercatat pertumbuhan CASA wholesale sebesar 54% yoy menjadi Rp220,07 triliun dan pertumbuhan fee-based income wholesale sebesar 64% yoy menjadi Rp643,7 miliar” ujarnya.
Secara terpisah, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abdul Manap Pulungan mengatakan kredit korporasi akan memberikan efek domino lebih besar terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia. “Namun di tengah ketidakpastian global, perlu ada inovasi dalam hal pencarian segmen kredit”, ungkapnya.***