JAKARTA, Stabilitas.id – BRI Life bersama Peduli Anemia dan Stunting Indonesia (PASI) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengadakan program pengabdian masyarakat untuk menurunkan angka risiko stunting dan anemia dengan target utama yaitu Ibu hamil, Ibu dengan balita, dan remaja putri.
Plt. Direktur Utama BRI Life, I Dewa Gede Agung menjelaskan, program ini sejalan dengan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting yang disusun oleh pemerintah.
“BRI Life bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melaksanakan Program ini, untuk dapat membantu meningkatkan kesehatan di Indonesia khususnya dalam pedesaan Rural Health Peduli Anemia dan Stunting Indonesia (PASI),” ungkap Dewa.
BERITA TERKAIT
Kegiatan juga dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu dan remaja putri di Desa Anin, Nusa Tenggara Timur terkait pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), serta upaya merubah perilaku masyarakat khususnya dalam perilaku hidup bersih dan sehat.
Dalam kegiatan dilaksanakan pada tanggal 3-6 Nov 2023 tersebut selain pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dan Anemia, dilaksanakan pula pemeriksaan gejala anemia pada remaja putri yang berisiko, workshop belajar mencuci tangan yang baik dan informasi tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Selain itu, dilanjutkan pada 7-11 November 2023 dengan Sosialisasi Stunting untuk ibu hamil dan ibu dengan balita melalui pemeriksaan antropometri dan USG, serta pelatihan kader terkait edukasi penggunaan alat pemantau status gizi yang sesuai berupa alat antropometri dan grafik pemantau stunting beserta interpretasinya.
“Dalam meningkatkan kesehatan di wilayah rural health memerlukan pendekatan multi aspek yang melibatkan penyedia layanan kesehatan, pembuat kebijakan, tokoh masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya,” jelas Dewa.
Dalam penutupnya, Dewa menyampaikan, dibutuhkan sinergi dari instansi dan pemerintah terkait untuk meningkatkan kesadaran masyaraakt akan kesehatan dan kesejahteraan diri mereka sendiri.
“Hal ini memerlukan sinergi untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mengatasi faktor sosial yang menentukan kesehatan, dan memberdayakan masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam kesejahteraan mereka sendiri” tutupnya.***