JAKARTA, Stabilitas.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berupaya membuka akses pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia ke rantai nilai global dan trade finance.
Hal ini sejalan dengan isu inklusi keuangan dan digitalisasi UMKM yang menjadi salah satu agenda prioritas sektor keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022.
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan, BRI sebagai perbankan yang memiliki core bisnis segmen UMKM, berharap melalui acara ini para pemimpin negara dan delegasi yang tergabung dalam G20 sepakat untuk fokus mengembangkan UMKM.
BERITA TERKAIT
“Melalui komitmen bersama untuk memajukan UMKM, diharapkan ke depan akses ke rantai nilai global dan trade finance semakin mudah. BRI akan terus berkomitmen mendorong UMKM go global,” kata Amam.
Komitmen tersebut penting, mengingat pelaku UMKM adalah salah satu penopang utama perekonomian Tanah Air. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM RI, jumlah pengusaha di Indonesia saat ini didominasi oleh pelaku UMKM yang mencapai 99,9% atau 64,2 juta pengusaha.
Dalam penyerapan tenaga kerja, UMKM juga signifikan menyerap kurang lebih 119,6 juta atau 96,92% tenaga kerja. Selain itu, UMKM juga memberikan kontribusi yang besar bagi PDB sebesar 61,1%.
Adapun komitmen BRI dalam mendorong UMKM naik kelas dan go global salah satunya melalui BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2022. Program rutin BRI tersebut telah dilaksanakan pada 15-17 Desember 2022, selain itu juga menjadi showcase di G20 2022 Summit di Apurva Kempinski Bali.
“Kami menampilkan 26 dari produk UMKM Indonesia terbaik di mata dunia yang mampu bersaing di pasar global. Akses ke pasar global akan menciptakan pasar baru bagi UMKM yang mampu mendorong UMKM Indonesia lebih maju dan mampu meningkat dari mikro menjadi kecil, kecil menjadi menengah, bahkan hingga korporasi,” ujarnya.
Amam optimistis, Presidensi G20 yang merupakan bukti pengakuan dan kepercayaan internasional terhadap Indonesia, mampu menjadi lokomotif dan mendatangkan dampak positif bagi perekonomian nasional. Dengan demikian, sekaligus akan mendorong investasi UMKM dalam negeri, mengingat saat ini 80% investor global berasal dari negara-negara G20.
Pihaknya pun berharap, ajang tersebut dapat ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkret demi menciptakan kemaslahatan iklim pertumbuhan UMKM, seperti halnya komitmen BRI untuk mendukung UMKM mengakses pasar global.
Tak dapat dipungkiri, UMKM masih memiliki tantangan seperti perizinan, standardisasi produk untuk memenuhi ketentuan masing-masing negara, sertifikasi halal, dan lain-lain.
Menurutnya hal itu memerlukan bantuan seluruh pemangku kepentingan. Terkait hal ini, BRI tak hanya membantu melalui penyediaan pembiayaan, tetapi juga memberikan edukasi yang memadai bagi UMKM.
“Mulai dari bagaimana memproduksi barang atau jasa secara efisien, inovasi produk, manajemen keuangan, dokumen dan sertifikasi yang dibutuhkan, serta strategi meningkatkan akses pasar global.
Hal-hal tersebut akan memungkinkan pengusaha UMKM untuk dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dan mampu bersaing secara global,” jelas Amam.***