JAKARTA, Stabilitas– Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan jika target pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen masih sangat sulit tercapai. Menurutnya, hal itu sulit dicapai dikarenakan kondisi perekonomian global yang tidak stabil sehingga banyak negara yang maju yang pertumbuhan ekonominya masih di bawah Indonesia.
“Amerika juga alami perlambatan. Mereka hanya tumbuh 3 persen,”kata Suhariyanto di Jakarta, Rabu, (6/2/2019).
Ia menambahkan, beberapa negara asia lainnya seperti Singapura dan Jepang juga mengalami hal yang sama. Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi ekonomi Jepang pada kuartal IV tumbuh 0,6persen lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tumbuh 2,4 persen. Sedangkan Singapura, ungkapnya, hanya tumbuh 2.2 persen pada kuartal 4 tahun 2018 dan lebih rendah dibandingkan pada kuartal III tahun yang sama.
BERITA TERKAIT
Sedangkan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5.17 persen yang menjadikannya pencapaian tertinggi sejak tahun 2014 yang tumbuh sebesar 4.88 persen.
“Walaupun bukan yang terbaik, tapi pencapaian 5.17 itu sudah bagus,”tegasnya.
Suhariyanto menambahkan, perang dagang antara Amerika Serikat dan China merupakan salah satu faktor yang menghambat perumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain itu, langkah The Fed yang menaikkan suku bunga acuan juga dinilai menjadi penyebab.
“Makanya untuk mencapai target 7 persen itu sulit sekali, apalagi dengan ketidakpastian perekonomian dunia seperti ini,”pungkasnya.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019