JAKARTA, Stabilitas.id – Posisi Utang Luar Negeri (ULN) kembali menurun sebesar 390,2 miliar dollar AS, pada akhir Oktober 2022, dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 395,2 miliar dollar AS. Selain itu, ULN Oktober 2022, juga mengalami kontraksi sebesar 7,6% (yoy).
Perkembangan tersebut disebabkan dari penurunan ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta.
Sementara itu, posisi ULN Pemerintah pada Oktober 2022 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 197,7 miliar dollar AS. Secara tahunan ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 12,3% (yoy), lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan dari pergeseran dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestic, sehubungan dengan ketidakpastian di pasar ekonomi global.
Dukungan ULN Pemerintah dalam memenuhi pembiayaan sektor produktif dan kebutuhan belanja prioritas antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,5% dari total ULN Pemerintah), sektor jasa pendidikan (16,6%), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,3%), sektor konstruksi (14,2%), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (11,6%).
Selanjutnya, Posisi ULN swasta pada Oktober 2022 menurun dibandingkan bulan sebelumnya, sebesar 202,2 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta berkontraksi lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya, sebesar 3,0% (yoy).
Perkembangan tersebut disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman dan surat utang sehingga ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) masing-masing mengalami kontraksi sebesar 3,5% (yoy) dan 2,9% (yoy).
Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor pertambangan dan penggalian; serta sektor industri pengolahan dengan pangsa mencapai 78,0% dari total ULN swasta.
Sebagai kesimpulan, ULN Indonesia pada Oktober 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 29,6%. Meskipun di posisi aman, angka tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya, yaitu 30,1%.
Struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,1% dari total ULN.
Untuk itu, Bank Indoensia akan memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN dan menerapkan prisnsi kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan, dalam menopang pembiyaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.***