JAKARTA, Stabilitas.id – Likuiditas uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2022 tumbuh meningkat. Posisi M2 pada Maret 2022 tercatat sebesar Rp7.810,9 triliun atau tumbuh 13,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 12,8% (yoy).
Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 18,7% (yoy) dan pertumbuhan uang kuasi sebesar 6,9% (yoy). Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan seluruh komponennya. M1 tumbuh 18,7% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya (18,3%, yoy), terutama disebabkan oleh pertumbuhan uang kartal serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.
Peredaran uang kartal pada Maret 2021 tercatat sebesar Rp792,6 triliun, atau tumbuh 14,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (14,0%, yoy) didorong oleh meningkatnya aktivitas masyarakat seiring meredanya kasus COVID-19.
Pertumbuhan M2 pada ini dipengaruhi oleh akselerasi penyaluran kredit. Penyaluran kredit[2] pada Maret 2022 tumbuh 6,4% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,1% (yoy).
Pada Maret 2022, penyaluran kredit tumbuh 6,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,1% (yoy) sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit produktif maupun konsumtif. keuangan pemerintah dan aktiva luar negeri bersih menjadi faktor penahan peningkatan M2 yang lebih tinggi.
Ekspansi keuangan pemerintah tercatat melambat seiring dengan perlambatan pertumbuhan tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat, dari 42,7% (yoy) pada bulanFebruari 2022 menjadi 27,9% (yoy) pada bulan laporan.
Penghimpunan DPK (Dana Pihak Ketiga) pada Maret 2022 tercatat sebesar Rp7.238,2 triliun, atau tumbuh 10,4% (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya (11,2%, yoy). Perkembangan DPK tersebut terutama disebabkan oleh perlambatan giro sertasimpanan berjangka.
Berdasarkan golongan nasabah, perlambatan giro terjadi baik pada golongan nasabah korporasi maupun perorangan, sementara perlambatan simpanan berjangka terutama bersumber dari golongan nasabah korporasi.
Kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Maret 2022 terus menunjukan tren positif. Penyaluran kredit pada Maret 2022 tercatat sebesar Rp5.848,7triliun, atau tumbuh 6,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (6,1%, yoy). Akselerasi pertumbuhan kredit utamanya bersumber dari golongan debitur perorangan. Kredit kepada perorangan tumbuh meningkat dari 7,6% (yoy) pada Februari 2022 menjadi 8,4% (yoy) pada bulan laporan.
Sementara itu, ekspansi keuangan Pemerintah melambat, tercermin dari menurunnya pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat menjadi sebesar 27,9% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 42,7% (yoy). Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih terkontraksi 1,5% (yoy), berbeda dengan bulan sebelumnya yang tumbuh positif 1,4% (yoy).***