JAKARTA, Stabilitas– PT Bank Central Asia Tbk melaporkan kinerja keuangan untuk periode semester I 2019. BCA mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 11,5 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 565,2 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan jumlah ini tumbuh dari posisi periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp481 triliun.
“Kredit didorong oleh kredit korporasi sebesar 14,6 persen (yoy) menjadi Rp 219,1 triliun, dan kredit komersial dan UKM meningkat 12,5 persen (yoy) menjadi Rp 189,2 triliun,”ujar Jahja dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, (25/7/2019).
Jahja melanjutkan, untuk portofolio kredit konsumer meningkat 6,4 persen YoY menjadi Rp152,0 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, kredit beragun properti tumbuh 11,2 persen YoY menjadi Rp90,7 triliun, sedangkan kredit kendaraan bermotor turun 1,5 persen YoY menjadi Rp_48.2 triliun.
“Ini diipengaruhi oleh penurunan pembiayaan kendaraan roda dua,”imbuhnya.
Sementara itu, saldo outstanding kartu kredit tumbuh 6,0 persen YoY menjadi Rp13,1 triliun pada Juni 2019. Di periode yang sama, pembiayaan Syariah meningkat 4,3 persen YoY menjadi Rp4,9 triliun.
“Merespon terhadap llingkungan bisnis yang dinamis, BCA akan tetap menerapkan prinsip kehati-hatiandan di sisi lain BCA akan terus berinovasi dan beradaptasi sejalan dengan perubahan erilaku nasabah dan pertumbuhan e-commerce,”kata Jahja.
Sementara itu dari sisi dana pihak ketiga, BCA mencatat pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA) sebesar 5,9 persen YoY menjadi Rp510,4 triliun, sejalan dengan kuatnya peningkatan jumlah transaksi khususnya pada e-channels. CASA tetap menjadi inti dana pihak ketiga BCA dan berkontribusi sebesar 75,7 persen dari total dana pihak ketiga. Sementara itu, dana deposito meningkat 18,1 persen YoY menjadi Rp163,5 trlliun. Total dana pihak ketiga tercatat sebesar Rp673,9 triliun, tumbuh 8,6 persen YoY.
Rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada level yang dapat ditoleransi sebesar 1,4 persen. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan loss coverage) berada pada level yang memadai sebesar 183,7 persen, sementara rasio pengembalian terhadap aset (RoA) sebesar 3,7 persen.