JAKARTA, Stabilitas.id – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bakal mendorong transformasi 10 Desa Wisata Mitra Bakti BCA menjadi daerah tujuan wisata baru. Berbekal histori dan pengalaman membina sejumlah Desa Wisata, perseroan yakin 10 Desa Wisata Mitra Bakti BCA itu dapat menjadi penggerak ekonomi baru yang memberikan mata rantai ekonomi dan benefit bagi masyarakat.
10 Desa Wisata Mitra Bakti BCA tersebut merupakan finalis dari ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang dititipkan kepada BCA untuk mendapatkan pendampingan dan pelatihan demi bertransformasi menjadi destinasi pariwisata unggulan baru.
“Kami akan melakukan pendampingan dan pembinaan intensif selama kurang lebih setahun untuk membantu 10 Desa Wisata Mitra Bakti BCA tersebut secara bertahap naik kelas menjadi desa wisata yang bertumbuh dan berkembang karena potensi pariwisata yang dimiliki. Terima kasih kepada Kemenparekraf yang sudah mempercayakan 10 Desa Wisata ini sebagai mitra Bakti BCA baru,” ujar Executive Vice President CSR BCA Inge Setiawati di Jakarta, belum lama ini.
BERITA TERKAIT
Seperti diketahui, ajang ADWI 2022 berhasil menjaring sekitar 3.419 desa wisata dari segala penjuru nusantara sebagai peserta. Dari 3.419 peserta tersebut, ADWI meloloskan 50 peserta sebagai finalis yang akan mendapatkan pendampingan dari mentor yang sudah dipilih Kemenparekraf, sebelum akhirnya dinilai untuk memperebutkan juara dari 7 kategori yang dilombakan. Ajang ADWI 2022 merupakan upaya Kemenparekraf dalam mengembangkan potensi desa wisata di Indonesia menjadi destinasi wisata kelas dunia.
Pada kesempatan istimewa ini, BCA hadir memberikan pendampingan bagi Desa Wisata Pecinan Glodok yang berada di Provinsi DKI Jakarta. Desa wisata ini menawarkan wisata sejarah Tionghoa dengan berbagai wisata unggulan seperti kuliner dan festival yang berakulturasi dengan Nusantara. Ada pun beberapa kuliner yang ditawarkan seperti Rujak Juhi, Cempedak, Gado-gado Direksi, Soto Betawi Afung dan berbagai Chinese food. Di samping itu, pada waktu-waktu tertentu terdapat gelaran festival seperti Kirab Toa Pe Kong, Festival Musim Semi, Cap Go Me, Festival Onde dan Mooncake Festival.
Kawasan heritage ini juga menawarkan tempat wisata berbasis nilai sejarah agamis seperti Klenteng Toa Se Bio, Gereja Santa Maria de Fatima dan Vihara Dharma Bakti. Sejumlah tempat ibadah ini pun dapat dikunjungi oleh wisatawan dengan tetap menjaga kekhusukan fungsi dari tempat beribadah tersebut.
Kawasan Pecinan Glodok juga telah dilengkapi dengan fasilitas homestay yang memadai mulai dari hotel bintang 2 hingga bintang 4. Bagi wisatawan yang ingin berwisata menggunakan transportasi umum juga telah tersedia dengan baik seperti TransJakarta, Bus Wisata dan Kereta Commuter Line. Penerapan digitalisasi di kawasan ini juga sudah mulai terbentuk khususnya untuk eksositem pembayaran yang sudah terdigitalisasi seperti menggunakan metode QRIS.
Dari 50 finalis tersebut, 10 desa wisata dipercayakan kepada BCA, antara lain Desa Wisata Pecinan Glodok di Jakarta, Desa Wisata Saba Budaya Baduy di Lebak Jawa Barat, Desa Wisata Situs Gunung Padang di Cianjur Jawa Barat, Desa Wisata Semen di Blitar Jawa Timur, Desa Wisata Pahawang di Lampung, Desa Wisata Dayun di Siak Riau, Desa Wisata Silokek di Sijunjung Sumatera Barat (Desa Wisata Binaan Bakti BCA), Desa Wisata Kampung Warna Warna Tigarihit di Simalungun Sumatera Utara, Desa Wisata Kampung Melayu (Benua Melayu Laut) di Pontianak, dan Desa Wisata Malangga di Toli Toli Sulawesi Tengah.
Inge menegaskan, berbekal pengalaman membesarkan 12 Desa Wisata Bakti BCA, pihaknya akan mencurahkan pendampingan dan pembinaan yang intens kepada 10 Desa Wisata Mitra Bakti BCA tersebut. Hal ini dilakukan untuk mempercepat terjadinya transformasi yang berkesinambungan dalam mengubah wajah desa-desa tersebut menjadi destinasi bertaraf internasional, dengan tidak meninggalkan citarasa nasional. Keanekaragaman budaya, tradisi, dan kekayaan alam yang eksotis, yang dimiliki oleh desa wisata tersebut bakal menjadi surga bagi wisatawan nasional dan mancanegara.
“Kami ingin meletakkan dasar yang kuat bagi 10 Desa Wisata Mitra Bakti BCA ini supaya setelah lepas dari ajang ini, dasar-dasar pembinaan dan pendampingan itu dapat digunakan untuk membangun ekonomi daerah setempat secara berkelanjutan demi mata rantai ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat berbasis pariwisata,” tegas Inge.***