JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) dalam pemberdayaan UMKM, mencatatkan total penyaluran kredit untuk UMKM pada akhir kuartal II-2024 mencapai sebesar 66% dari total penyaluran kredit.
Keseluruhan kredit mencapai Rp12,3 triliun, meningkat 13,5% dibandingkan total kredit pada satu tahun sebelumnya sebesar Rp10,9 triliun.
Melalui total penyaluran kredit ke UMKM sebesar Rp8,1 triliun pada akhir Juni 2024, sebesar Rp1,5 triliun atau 63% disalurkan secara langsung oleh Bank Sampoerna, sementara 37% sisanya atau Rp3,0 triliun disalurkan melalui kerja sama dengan mitra strategis.
Bank Sampoerna bekerja sama dengan berbagai institusi keuangan, termasuk perusahaan multi-finance, koperasi, serta perusahaan fintech dalam melayani pemberian pinjaman ke UMKM untuk berbagai keperluan.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, Henky Suryaputra mengatakan, dengan kerja sama dan kolaborasi uang erat bersama sejumlah mitra strategis, baik koperasi, perusahaan financial technology, termasuk juga penyedia peer-to-peer lending, dapat membuat pelaku UMKM untuk menggunakan layanan perbankan.
“Dibandingkan dengan kondisi satu tahun lalu, hingga akhir juni 2024, pertumbuhan kredit industri perbankan memang lebih banyak didorong oelh pertumbuhan pinjaman non-UMKM yang meningkat 13,6% dibandingkan dengan pertumbuhan pinjaman UMKM yang meningkatkan hanya setengahnya atau 6,7%. Namun begitu, seiring dengan pertumbuhan ekonomi, pembiayaan UMKM juga terus bertumbuh,” ungkap Henky.
Pertumbuhan tersebut juga didukung oleh akumulasi Dana Pihak Ketiga (DPK) sehingga likuiditas terjaga sangat baik. Dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya, DPK Bank Sampoerna meningkat sebesar Rp1,8 triliun atau 14,3% menjadi Rp14,3 triliun.
“Sebagai bentuk dukungan pelaksanaan literasi dan inklusi keuangan, Bank Sampoerna menyelenggarakan Sampoerna Fest, yaitu literasi keuangan bertajuk festival, dengan menghadirkan hiburan kepada masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan perbankan, Bank Sampoerna juga menawarkan kemudahan transaksi dengan kartu ATM dan Sampoerna Mobile Banking,” ungkap Henky.
Menanggapi hal tersebut, CEO Bank Sampoerna, Ali Yong mengatakan, “Pendapatan non-bunga pada semester 1 tahun 2024 menyentuh Rp114 miliar atau meningkat 62% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,” ungkap Ali.
Selanjutnya, Henky juga menjelaskan, pada akhir Juni 2024, rasio pinjaman bermasalah secara gross (non-performing loan/ NPL Gross) terhadap keseluruhan pinjaman berada di angka 3,5%, turun dari kondisi satu tahun sebelumnya sebesar 3,8%.
Bank juga memiliki fundamental finansial yang baik dengan tingkat kecukupan modal (Capital Adequacy Rasio/CAR) sebesar 27%, jauh melampaui tingkat yang dipersyaratkan regulator, dan tingkat rasio pinjaman terhadap DPK (Loan to Deposit Rasio/LDR) yang sesuai dengan strategi Bank sebesar 86%.
“Bank Sampoerna berkolaborasi dengan beragam mitra, akan terus mendukung pelaku UMKM untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan fokus bisnis dan komitmen kami sebagai bank yang berpihak pada pelaku UMKM,” tutup Ali.***