JAKARTA, Stabilitas.id – PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) tetap mempertahankan kinerja yang solid di masa pandemi ditopang oleh layanan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pada akhir 2020, tidak kurang dari 16 ribu UMKM menerima pinjaman dari Bank Sampoerna. Secara keseluruhan Bank Sampoerna membukukan penyaluran kredit sebesar Rp 8,2 triliun, meningkat 4,2% (yoy) dari penyaluran tahun sebelumnya sebesar Rp 7,8 triliun.
Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah melalui rilis perseroan yang diterima di Jakarta, Jumat (23/4) mengatakan, dari sejumlah tantangan yang dihadapi, total laba bersih pada akhir tahun 2020 tercatat sebesar Rp 46,9 miliar, meningkat dibandingkan dengan laba pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 18,5 miliar.
Sejalan dengan peningkatan laba, Bank Sampoerna juga mencatat kenaikan aset per 31 Desember 2020 sekitar 7,9% (yoy) menjadi sebesar Rp 12,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 11,5 triliun. Kenaikan total aset tersebut ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen UMKM sebesar Rp 4,2 triliun, kredit korporasi sebesar Rp 1,6 triliun, serta kredit konsumer sebesar Rp 2,4 triliun. Sementara itu, total DPK hingga 31 Desember 2020 mencapai Rp 10,4 triliun atau naik 7,6% (yoy) dari DPK tahun sebelumnya sebesar Rp 9,7 trilun.
Ali menjelaskan, tantangan yang terjadi di tahun 2020 antara lain terefleksikan dalam pendapatan usaha yang tercatat mengalami sedikit penurunan sebesar 1,7% (yoy) menjadi Rp 690,1 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 701,7 miliar.
Memahami bahwa tantangan masih mungkin berlanjut, khususnya terkait dengan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, Ali mengungakapkan Bank Sampoerna mengalokasikan dana pencadangan sebesar 124,1% dari kredit bermasalah pada tahun 2020. Rasio dana pencadangan terhadap kredit bermasalah ini naik 55,5% dari rasio yang sama pada akhir tahun 2019 sebesar 68,6%.
Lebih jauh, kualitas kredit tetap terkendali dengan rasio kredit bermasalah bruto (gross NPL) pada tingkat 2,8% atau turun dari tahun sebelumnya pada tingkat 4,3%. Kondisi dan kinerja keuangan Bank yang kuat juga tercermin dalam rasio kecukupan modal (CAR) yang berada di level 19,1% dan LDR di tingkat 78,4%.
Ali meyakini, dengan kinerja yang tetap solid di tahun lalu, Bank Sampoerna optimistis terus melanjutkan komitmen dalam membantu pertumbuhan bisnis UMKM sebagai salah satu sektor yang tangguh berhadapan dengan tantangan ekonomi yang belum menentu saat ini. Selain itu, lanjutnya, keadaan Bank Sampoerna yang baik juga dapat dilihat dari pemeringkatan oleh PEFINDO yang menilai kondisi kinerja keuangan perusahaan di level id A-/Stable.
“Kami yakin dapat mempertahankan kinerja pada tahun ini Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Pemerintah yang telah mengeluarkan beragam kebijakan yang memungkinkan institusi perbankan terus mendukung kebutuhan pembiayaan para pengusaha UMKM sehingga mereka dapat merealisasikan kreativitas dan menjaga produktivitas di masa pandemi Covid-19 ini,” papar Ali.
Ali menambahkan, Bank juga telah menyesuaikan ketentuan PSAK 71 sejak awal tahun lalu dengan posisi modal inti saat ini sebesar Rp 1,5 triliun. Ali juga meyakinkan bahwa pemegang saham telah berkomitmen untuk meningkatkan modal inti ini, dengan atau tanpa mengundang investor baru, menjadi Rp 2 triliun pada akhir tahun ini, sesuai dengan ketentuan modal minimum yang dipersyaratkan.
Bank Sampoerna yang telah bertransformasi secara digital sejak 2014 akan terus memutakhirkan layanan perbankan digital agar mempermudah nasabah dan kreditur dalam memenuhi kebutuhan perbankan mereka.
Pertumbuhan transaksi digital Bank Sampoerna juga menunjukkan tren yang sangat baik. Meski tidak terlepas dari dampak penurunan aktivitas ekonomi secara keseluruhan di tahun 2020, jumlah transaksi digital terus bertumbuh hingga akhir tahun 2020 mencapai hampir 12 juta transaksi.
CFO Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan, perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan transformasi digital yang telah dijalankan. Di samping layanan internet banking Bank Sampoerna, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, perusahaan juga berkolaborasi dengan berbagai fintech P2P lending, seperti Mekar untuk pemberdayaan UMKM, khususnya perempuan, serta mendukung perluasan implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) .
Berkat dukungan dan kepercayaan nasabah serta masyarakat, di tahun 2020 Bank Sampoerna meraih penghargaan The Most Transaction Growth Bank Buku 2 Tahun dari ATM Bersama, selain membuka kantor cabang baru di Semarang dan Denpasar. Di tahun 2020 Bank Sampoerna juga telah melakukan berbagai kegiatan CSR termasuk “Berbagi Sembako” di seluruh cabang Bank Sampoerna, berkolaborasi dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sahabat Mitra Sejati serta instansi terkait, seperti OJK, Kepolisan maupun Kantor dan Dinas Koperasi setempat dengan total bantuan yang disalurkan hingga ratusan juta rupiah.