JAKARTA, Stabilitas— Direktur Utama Bank Mandiri Taspen (Mantap) Josephus K. Triprakoso mengatakan Bank Mandiri Taspen menargetkan akan naik kelas dari Bank Umum Kategori Usaha (BUKU) II ke BUKU IIIpada tahun 2021. Hal ini mengingat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 6/POJK.03/2016 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan modal inti Bank, yang masuk kategori BUKU III merupakan bank yang memiliki modal inti Rp5 triliun hingga Rp30 triliun.
“Sesuai plan kita mungkin 2021 naik BUKU III. Kalau tahun ini belum ya karena baru naik tahun lalu dari BUKU I ke BUKU II,”kata Jos yang ditemui seusai meresmikan Kantor Pusat Bank Mantap di Jakarta, Senin (22/3/2019).
Jos mengatakan, hingga saat ini Bank Mantap baru mengumpulkan modal Rp2,6 triliun serta digadang-gadang akan mendapat suntikan dana dari dua pemegang saham yakni Bank Mandiri dan PT. Taspen.
“Tahun ini belum, mungkin awal tahun depan. Bank Mantap butuh suntikan (modal) tiap periodenya untuk menjaga CAR juga,”imbuhnya.
Menurutnya, Bank Mandiri dan PT Taspen akan menyuntikkan modal sebesar Rp500miliar sesuai dengan komposisi besaran masing-masing perusahaan. Dirinya menambahkan, Bank Mantap akan mendapat 51,05 persen dari Bank Mandiri dan 48,39 persen dari Taspen.
Selain bersumber dari suntikan modal, Bank Mantap juga akan memanfaatkan sisihan laba perusahaan. Jos menargetkan pertumbuhan laba sebesar Rp400 miliar atau tumbuh 30 persen dari tahun lalu.
Sampai dengan akhir bulan Februari 2019 total Asset yang dimiliki Bank Mantap di posisi Rp 20,86 triliun atau tumbuh sekitar 38,3 persen, sedangkan posisi Dana Pihak ke-3 mencapai Rp 15,18 triliun atau tumbuh sampai dengan 38,9 persen, untuk penyaluran kredit berkisar Rp 16,33 triliun atau meningkat sampai 42,1 persen, khusus untuk penyaluran kredit pensiunan sebesar Rp 14,86 triliun dengan persentase tumbuh 54,7 persen, sedangkan laba bersih yang dihasilkan sebesar 64,2 miliar atau naik sampai dengan 28,4 persen dari periode tahun sebelumnya. Saat ini Bank Mantap mempunyai jaringan kantor sebanyak 274 jaringan yang tersebar di 34 provinsi. (Is)