JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Mandiri melalui Mandiri Institute merilis hasil riset dan penelitian terbaru yang bertajuk Sustainable Acts: Why Now, What’s Next?
Bank Mandiri juga menggelar event Mandiri Sustainability Forum (MSF) 2023 dengan mengusung tema sama serta dihadiri oleh para pengambil keputusan dari regulator, korporasi, asosiasi, lembaga internasional, nasabah serta stakeholder terkait, secara hybrid di Plaza Mandiri, Jakarta, pada Kamis (7/12/23).
Dalam sambutannya, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengungkapkan, riset ini diharapkan dapat menjadi acuan terkait gambaran implementasi ESG di Indonesia.
BERITA TERKAIT
“Event MSF kami selenggarakan untuk kedua kalinya karena telah menjadi wadah diskusi yang tepat bagi para pebisnis, pemerintah, dan pelaku usaha lainnya terkait potensi dan tantangan Environmental, Social and Governance (ESG) ke depan, baik di tingkat global maupun nasional, tentunya dalam konteks mendukung agenda nasional pencapaian NZE 2060,” ungkap Darmawan.
Selain itu, Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro menjelaskan, investasi terkait ESG kini dipersepsikan sebagai faktor utama dalam keberlanjutan bisnis di masa kini maupun masa depan. Riset ini menunjukkan data penandatanganan prinsip investasi bertanggung jawab atau Principles for Responsible Investment (PRI) meningkat signifikan.
Hingga November 2023, terdapat 5.374 penandatanganan prinsip investasi bertanggung jawab. Selain itu, penerbitan surat utang global terkait ESG mencapai US$ 1,5 triliun di 2022, meningkat hampir 15 kali dibandingkan tahun 2015.
Ia menambahkan, hasil riset Mandiri Institute menemukan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan ESG terutama di pasar keuangan. Tercermin dari masih minimnya diferensiasi produk ESG dan gaya pendanaan.
Melalui hasil survei tersebut, ditemukan sebanyak 71% perusahaan terbuka meyakini praktik bisnis dengan prinsip ESG akan menjadi prioritas di masa depan. Meski demikian, hanya 57% baru sadar akan target Nationally Determined Contributions (NDC) atau penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga tahun 2030.
“Untungnya, hampir seluruh responden telah mempertimbangkan untuk melakukan praktik bisnis ESG ke depannya. Artinya, potensi bisnis berkelanjutan masih sangat terbuka dan Bank Mandiri berkomitmen kuat untuk mengoptimalkan potensi tersebut,” lanjut Andry.
Selain itu, report ini menekankan agar regulator dan pemangku kebijakan semakin aktif mengkomunikasikan standarisasi pelaporan penerapan ESG di tanah air.***