JAKARTA, Stabilitas — Dalam rangka mengembangkan bisnis sekaligus meningkatkan mutu layanan kepada para nasabah, Bank Kesejahteraan membuka kantor fungsional sentra kredit konsumer di wilayah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Peresmian kantor fungsional tersebut secara simbolis dilakukan oleh Direktur Utama Bank Kesejahteraan, Sasmaya Tuhuleley.. Peresmian Kantor Fungsional BKE ini secara simbolis langsung dilakukan oleh Direktur Utama Bank Kesejahteraan – Sasmaya Tuhuleley.
“Peresmian Sentra Kredit Konsumer BKE adalah untuk memudahkan proses pelayanan satu pintu kepada nasabah, khususnya nasabah yang ingin mendapatkan layanan Kredit Konsumer, seperti KTA, Multiguna, KPR, KKB dll, sehingga proses penyalauran kredit bisa lebih cepat dan berkualitas”, tegas Sasmaya.
BERITA TERKAIT
Dengan adanya SKK, maka semua proses kredit konsumer dilakukan secara tersentralisasi, meliputi analisa dan persetujuan kredit, pencairan kredit, serta administrasi dan collection.
“Diharapkan dengan adanya SKK ini layanan kredit konsumer kepada nasabah menjadi lebih cepat, yaitu sekitar 3-5 hari, poortofolio bisa lebih berkualitas serta tercapainya efesiensi yang maksimal pada bank. Untuk mendukukung semua itu, Bank Kesejahteraan telah melengkapi proses kredit dengan infrastruktur IT, berupa loan origination system (LOS)dengan kelengkapan credit scoring model (CSM), recording system untuk akad kredit, serta otomasi SID”, tambah Sasmaya.
Sementra itu, Sasmaya juga memaparkan kinerja keuangan. Disebutkan pada tahun 2015 Bank Kesejahteraan fokus melakukan konsolidasi untuk memperbaiki kinerja yang pada tahun 2014 mengalami penurunan.
Bank Kesejahteraan berhasil melakukan sejumlah perbaikan. Laba bersih tahun 2015 mencapai 15,4miliar dibanding 2014 yang masih merugi. Rasio NPL Gross berhasil diturunkan dari 8,72% menjadi 2,77%. CASA berhasil ditingkatkan dari 10,22%menjadi 18,72%. NIM berhasil ditingkatkan dari 5,32% tahun 2014 menjadi 6,57% tahun 2015,” katanya.
Selain itu, bank Kesejahteraan juga telah berhasil melakukan beberapa perbaikan proses bisnis dan pengembangan bisnis baru, antara lain bisnis kredit konsumer, khususnya kredit dana sejahtera yang disalurkan kepada karyawan swasta dengan bekerjasama dengan Kopkar dan Perusahaan. Sejak diluncurkan pada bulan Juni 2015, Bank telah melakukan kerjasama dengan 170 perusahaan katagori tier-1 atau blue chip dengan total debitur 13.806 dan jumlah portofolio per 31 Desember 2015 sebesar 302 miliar.
Ke depan, lanjut Sasmaya, Bank Kesejahteraan telah siap untuk tumbuh dan berkembang mengejar ketertinggalan untuk menjadi bank yang berkinerja terbaik di antara peer group, sesuai dengan rencana jangka panjang dan Blue Print 2016-2020, yaitu : menjadi Bank Fokus Pegawai Nasional dengan menjadikan Koperasi sebagai Mitra yang Solutif.
“Target jangka pendek bank pada tahun 2018 menjadi Bank BUKU 2 dengan terlebih dulu melakukan IPO di akhir tahun 2017. Pada tahun 2020, Bank menargetkan akan memiliki total asset sebesarlebih dari Rp 12,5 triliun,” harapnya.
Untuk menunjang target-target tersebut bank akan mengandalkan 3 pilar bisnis utama, yaitu Kredit Executing Koperasi PNS/BUMN/BUMD. Pada awal Januari 2015, Bank Kesejahteraan telah melakukan penanda tangan MOU dengan salah satu perusahaan penyedia infrastruktur dan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Bulan April 2015 pilot project pada 10 koperasi telah dilakukan dan s/d akhir tahun 2015 sekitar 700 koperasi PNS yang menjadi mitra Bank telah terhubung secara on line dari total 12.000 koperasi PNS yang ditarget sebagian besar telah terhubung dalam 5 tahun ke dapan.
Pilar kedua adalah Kredit Pensiunan. “Kita akan mengoptimalkan existing captive market Koperasi PNS yang akan memasuki usia pensiun dengan melakukan kerjasama dengan PT. POS Indonesia dan PT. Taspen (Persero) yang diharapkan dapat terwujud pada tahun 2016.”
Ketiga melalui KTA Channeling Kopkar dan konsumer lain dengan perusahaan swasta. Selain itu juga terus mengembangkan kerjasama atau parnership dengan perusahaan swasta khususnya Tier-1.