BANJARMASIN, Stabilitas.id — Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja selama tahun 2020 lalu, Bank Kalsel gelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun Buku 2020 dan RUPS Luar Biasa (LB) Tahun 2021 pada hari Rabu, tanggal 10 Februari 2020. Kegiatan yang dilaksanakan di Rattan Inn, Banjarmasin tersebut dihadiri oleh seluruh Pemegang Saham Bank Kalsel baik Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan, Walikota dan Bupati maupun Perwakilan dari 13 Pemerintah Kabupaten/Kota se-Kalimantan Selatan.
Pada helatan ini, seluruh Pemegang Saham sepakat menerima Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, Laporan Pertanggungjawaban Direksi, Penunjukan KAP untuk audit Tahun Buku 2021 dan Laporan Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN) yang menjadi agenda dalam RUPS Tahunan. Sementara untuk RUPS LB, seluruh Pemegang Saham juga sepakat menerima Laporan Permodalan, tindaklanjut hasil audit KAP dan Pembagian Laba/Hasil Usaha, termasuk dividen, yang disampaikan oleh Dewan Komisaris dan Direksi Bank Kalsel.
Berdasarkan Laporan Pertanggungjawaban Direksi tahun buku 2020, Direktur Utama Bank Kalsel Agus Syabarrudin mengatakan, walau banyak dipengaruhi oleh keadaan ekonomi yang tidak menentu sebagai akibat dari Pandemi Covid-19, kondisi kinerja keuangan Bank Kalsel tahun 2020 tetap mampu bertumbuh positif dan memperoleh hasil yang cukup bagus.
BERITA TERKAIT
“Ini bisa dilihat, pertama dari sisi aset, jika di tahun 2019 lalu kita mampu membukukan Rp13,95 Triliun, maka pada tahun 2020 ini naik menjadi Rp14,85 Triliun. Jika dipersentasekan ada kenaikan hingga mencapai 6,43% per Desember 2020,” terang Agus.
Kemudian dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) kinerja pertumbuhannya juga mengalami kenaikan hingga 9,57% dari tahun 2019. Jika tahun 2019 lalu DPK hanya mencapai Rp10,97 Triliun, maka di tahun 2020 naik menjadi Rp12,02 Triliun. Untuk Kredit dan Pembiayaan pada tahun 2020 naik menjadi Rp11,19 Triliun, dimana pada tahun 2019 lalu capaiannya sebesar Rp10,45 Triliun. Artinya ada kenaikan sebesar 7,13%. Dari pencapaian tersebut, Kredit Produktif yang meliputi Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi menyumbang sekitar 46,22%. Ini tentunya sudah sangat baik seiring dengan komitmen Bank Kalsel yang ingin menggeliatkan sektor ekonomi produktif di Banua, dimana pada tahun 2020 membukukan Rp5,17 Triliun naik 3,82% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp4,98 Triliun.
Pertumbuhan yang cukup signifikan adalah pada kinerja Laba (setelah pajak), yang dalam hal ini menunjukkan hasil yang cukup baik apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk kinerja Laba (setelah pajak), nilai yang berhasil dibukukan adalah Rp196,50 Miliar pada tahun 2020 ini. Pencapaian tersebut lebih tinggi 23,04% dibanding realisasi tahun 2019 lalu yang hanya mencapai Rp159,70 Miliar.
“Pencapaian indikator keuangan utama ini, Alhamdulillah berada di atas rata-rata peer group BPD BUKU II seluruh Indonesia,” jelas Agus.
Terkait kebijakan bisnis di tahun 2021, Bank Kalsel mengangkat tema Growing in The Crisis yang diinterpretasikan ke dalam 3 (tiga) Model Bisnis sebagai Key Success Factor untuk dapat terus bertumbuh di tengah krisis, antara lain Survival Mode, Adaptive Mode dan Offensive Mode. Model Bisnis tersebut diimplementasikan pada 2 (dua) Grand Strategy, yakni IT Development dan People Development, yang kemudian diturunkan lagi pada 3 (tiga) fokus strategi yang terdiri dari Optimalisasi Pendapatan untuk dapat mempertahankan rentabilitas dalam kondisi wajar, Efisiensi Biaya berdasarkan skala prioritas, dan Menjaga Kualitas Kredit (NPL).
“Dengan tiga fokus strategi tersebut diharapkan Bank Kalsel mampu meningkatkan kinerja keuangannya untuk tahun 2021 baik itu dalam hal pertumbuhan aset sebesar 8,41%, pertumbuhan DPK sebesar 9,71%, pertumbuhan kredit sebesar 6,50% dan laba sebesar 9,43%” tukas Agus.
Komisaris Utama Bank Kalsel, Ary Bastari menyampaikan rasa optimis dan dukungan terhadap manajemen Bank Kalsel dalam menatap tahun 2021.
“Jika dilihat tantangan di tahun 2021 kali ini tentu tidak mudah bagi Bank Kalsel untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Apalagi ditahun ini, sektor perekonomian masih dihadapkan dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang masih mencekam. Tapi dengan konsistensi dan kerjasama antar lini untuk terus berbenah dan fokus dalam bekerja, kami meyakini target tersebut bisa diwujudkan bahkan melampauinya,” tegas Ary.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor menambahkan, Bank Kalsel sebagai salah satu Badan Usaha milik Pemerintah Daerah diharapkan bisa terus konsisten dan selalu Bergerak dalam meningkatkan kinerja usahanya.
“Kondisi saat ini dihadapkan pada situasi pandemi Covid-19 yang masih mencekam masyarakat, mengakibatkan pelemahan pada seluruh sektor perekonomian, baik daerah maupun nasional. Persaingan dengan kompetitor tentu semakin berat dan tidak bisa dihindarkan. Tapi saya meyakini Bank Kalsel bisa terus menjadi Bank Kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan dan tetap eksis dari zaman ke zaman. Kerjasama antar unit kerja dan fokus bekerja sangat penting untuk dijaga, guna mewujudkan visi Bank Kalsel ke depan,” pungkasnya.