Dalam percaturan ekonomi di Tanah Air, Jawa Tengah mempunyai nilai tawar yang tinggi. Tahun ini wilayah yang memiliki luas hampir 29 persen dari total luas Pulau Jawa ini, menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 5,8 persen, lebih tinggi dari target pertumbuhan pemerintah yang sebesar 5,7 persen. bahkan Bank Indonesia (BI) memprediksi Jawa Tengah bakal menjadi daya pendongkrak perekonomian nasional.
Kondisi ini pun terlihat terus dipertahankan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, di bawah kepemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo. Sudah tentu, beragam program pemerintah dalam memajukan perekonomian tidak bisa dilepaskan dari peran Bank Jateng. Sebagai bank yang didirikan sejak 6 April 1963, cita-cita pemprov tidak bisa luput dari tujuan bank yang salah satunya meningkatkan ekonomi daerah.
Hingga 31 Desember 2014, Bank Jateng memiliki aset yang mencapai Rp35,74 triliun atau tumbuh 16,45 persen dari tahun sebelumnya. Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp29,41 triliun, tumbuh 17,99 persen (yoy). Kemudian, pembiayaan mencapai Rp26,17 triliun atau tumbuh 20,12 persen (yoy), dimana kredit ke sektor produktif tumbuh lebih tinggi dibandingkan kredit konsumsi.
Singkat kata, Bank Jateng selalu memberikan kontribusi yang besar dalam proses pembangunan ekonomi di daerah Jawa Tengah. Alhasil Laba Usaha Bank Jateng di akhir 2014 dapat terealisasi sebesar Rp1.034 miliar atau tumbuh 8,08 persen dibandingkan tahun 2013. Sementara rasio keuangan masih terjaga pada Komposit BAIK, melampaui semua kententuan dalam Program BPD Regional Champion.
Kontribusi ke Perekonomian
Sesuai visi Bank Jateng menjadi bank terpercaya, menjadi kebanggaan masyarakat, mampu menunjang pembangunan daerah, bank selalu berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di Jawa Tengah. Berdasarkan catatan, kontribusi Bank Jateng terhadap perekonomian daerah semakin meningkat, baik berupa setoran jasa giro dan dividen (PAD), maupun kredit kepada usaha produktif, termasuk linkage kepada BPR/BPR Syariah di Jawa Tengah.
Dalam tahun anggaran 2014, setoran Bank jateng terhadap PAD mampu mencapai target. Antara lain jasa giro Kas Daerah yangmeningkat 24,72 persen dari tahun anggaran 2013 yang sebesar Rp261,29 miliar menjadi Rp325,77 miliar dalam tahun anggaran 2014. Sementara setoran dividen juga meningkat sebesar 19,22 persen, yakni dari tahun 2013 yang sebesar Rp292,74 miliar menjadi Rp349 miliar di 2014.
Bank Jateng juga tidak lupa dengan peran sebagai Apex bagi 223 BPR/BPR Syariah di Jawa Tengah. Hingga akhir 2014, tercatat sebanyak 20 BPR penerima dengan total plafon sebesar Rp137 miliar, tumbuh 77,92 persen dari akhir 2013 yang hanya sebanyak 7 BPR pemerima dengan total plafon sebesar Rp77 miliar.
Selain sektor unggulan dan perannya sebagai Apex Bank, Bank Jateng juga memiliki Sentra UMKM untuk meningkatkan masyarakat menjadi bankable. Beberapa kegiantan dalam rangka peningkatan Kompetensi dan Edukasi Kewirausahaan dan UMKM telah dilakukan melalui : Talkshow, Dialog, dan Diskusi/Problem Solving. Bank Jateng juga melakukan fasilitasi pemasaran melalui ruang pamer dan penyelenggaraan Bazar UMKM, di samping fasilitasi Permodalan UMKM melalui skim yang sesuai dengan kebutuhan serta diberikan bimbingan usaha.
Perluas Akses Bank
Sejalan dengan skim kredit UMKM yang terus meningkat, dan dalam rangka meningkatkan akses terhadap masyarakat kalangan bawah, Bank Jateng juga menggenjot kepemilikan produk tabungan mulai dari Tabungan Bima, Simpeda, dan Hiprada, dan TabunganKu.
Di akhir 2014, jumlah nasabah (rekening) Tabungan BIMA mencapai 821.732 rekening dengan saldo Rp5,799 triliun. Tabungan Simpeda sebanyak 430.084 rekening dengan saldo Rp1,765 triliun. Tabungan Hiprada mencapai 2.456.595 rekening dengan saldo sebesar Rp1,721 triliun, dan produk TabunganKu sebanyak 102.786 rekening dengan nilai Rp78 miliar. Bank Jateng juga mengenalkan produk Tabungan Haji & Qurban yang jumlahnya juga signifikan yakni mencapai 1.100 rekening di akhir 2014, juga Tabungan iB BIMA & Amanah yang mencapai 30.071 rekening di periode yang sama.
Saat ini jumlah kantor Bank Jateng telah mencapai 1.085 unit, dengan mempekerjakan 3.937 orang. Sementara untuk menjangkau masyarakat pedesaan dilakukan layanan Kas Keliling yang hingga akhir 2014 lalu tercatat sebanyak 35 layanan.
Tingginya Kontribusi Bank Jateng terhadap Perekonomian Jawa Tengah mendapat pengakuan dari berbagai pihak melalu sejumlah penghargaan yang diraih Bank Jateng tahun 2013-2014. Misalnya Tax award 2012-2013 sebagai Pembayar Pajak Terbesar dari Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Tengah I. Penghargaan ini merupakan yang ke-4 kalinya.
Penghargaan lain adalah Juara Pertama Annual Report Award 2011-2013 kategori BUMD Non Listed, dari OJK, Dirjen Pajak, BI, Kementrian BUMN, IAI, dan Pefindo. Penghargaan ini merupakan yang ke-3 kalinya sejak tahun 2011. Juga penghargaan pada ajang Anugerah Perbankan Indonesia 2013-2014 kategori BPD dengan asset lebih dari Rp. 10 triliun, yang diselenggarakan oleh Perbanas Institute. Dan menerima “Bronze Brand Champion of Brand Equity” kategori BPD pada Indonesian Brand Champion 2013 dari MarkPlus.(adv)