JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 28 Oktober – 1 November 2024
Pada akhir hari Kamis, 31 Oktober 2024
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.690 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,80%.
- DXY[1] melemah ke level 103,98.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 4,284%.
Pada pagi hari Jumat, 1 November 2024
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.685 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke 6,73%.
Aliran Modal Asing (Minggu V Oktober 2024)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 31 Oktober 2024 sebesar 68,69 bps, naik dibandingkan 25 Oktober 2024 sebesar 67,80 bps.
- Berdasarkan data transaksi 28 – 31 Oktober 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp4,86 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,53 triliun di pasar saham, jual neto sebesar Rp3,95 triliun di pasar SBN, dan beli neto sebesar Rp1,63 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 31 Oktober 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp39,91 triliun di pasar saham, Rp43,51 triliun di pasar SBN dan Rp200,00 triliun di SRBI.
- Pada semester-II 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp39,57 triliun di pasar saham, Rp77,47 triliun di pasar SBN dan Rp69,65 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.***