JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia (BI) meluncurkan Laporan Konsultasi Publik yang merupakan kumpulan dari semua masukan masyarakat atas konsep Pengembangan Rupiah Digital yang tertuang dalam Consultative Paper (CP) Rupiah Digital Tahap I.
Laporan ini merupakan bagian penting dari inisiatif “Proyek Garuda” yang bertujuan untuk mengeksplorasi potensi Rupiah Digital. BI menerima sebanyak 42 masukan dari berbagai pihak, termasuk perbankan, akademisi, dan masyarakat umum.
Masukan publik akan menjadi landasan pengembangan Rupiah Digital melalui beberapa tahap, yaitu:
BERITA TERKAIT
- Eksperimentasi Teknologi (proof of concept)
- Prototyping
- Piloting/sandboxing
- Tinjauan kebijakan
Eksperimentasi ini bersifat iteratif untuk mengeksplorasi berbagai desain dan memastikan nilai tambah optimal bagi Indonesia.
Laporan Konsultasi Publik terbagi dalam enam kategori:
- Teknologi: Skalabilitas dan resiliensi
- Akses: Tata cara kepesertaan, akses data, dan pengelolaan wallet
- Penerbitan dan Pemusnahan: Proses penerbitan dan pemusnahan Rupiah Digital
- Transfer dana: Fungsi transfer dana, resolusi gridlock, dan settlement finality
- Kapabilitas teknis dan aspek 3i: Interkoneksi, interoperabilitas, dan integrasi
- Implikasi: Dampak Rupiah Digital terhadap sistem pembayaran, stabilitas sistem keuangan, dan moneter
Deputi Gubernur BI, Erwin Haryono, mengatakan bahwa peluncuran laporan ini merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas BI dalam pengembangan Rupiah Digital. “Kami ingin memastikan bahwa Rupiah Digital dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan dan masukan dari semua pihak,” kata Erwin pada Rabu (27/12/2023).
BI akan terus mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang Rupiah Digital. “Kami berharap masyarakat dapat memahami manfaat dan risiko Rupiah Digital sehingga dapat menggunakannya dengan bijak,” kata Erwin.***
Penulis : Tsavirha Almara