JAKARTA, Stabilitas.id – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2024 dinilai tetap stabil meskipun mengalami deflasi 0,03% (mtm), hingga turun menjadi 2,84% (yoy), dari yang sebelumnya 3,00% (yoy).
Inflasi ini menjadi hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
Selain itu, inflasi inti pada Mei 2024 tercatat sebesar 0,17% (mtm), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,29% (mtm). Penurunan didorong oleh normalisasi permintaan setelah periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitridi, tengah berlanjutnya peningkatan harga komoditas global. Secara tahunan, inflasi inti Mei 2024 tercatat sebesar 1,93% (yoy), meningkat dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 1,82% (yoy).
Selanjutnya, kelompok volatile food pada Mei 2024 mengalami deflasi sebesar 0,69% (mtm), lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,31% (mtm). Penurunan harga komoditas pangan terutama dipengaruhi oleh masih berlangsungnya musim panen, serta menurunnya harga pakan untuk komoditas daging ayam ras.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 8,14% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 9,63% (yoy). Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan cenderung menurun didukung oleh sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.
Kelompok administered prices pada Mei 2024 mengalami deflasi sebesar 0,13% (mtm), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,62% (mtm). Deflasi kelompok administered prices disumbang terutama oleh deflasi tarif angkutan antarkota, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api sejalan dengan normalisasi tarif setelah periode HBKN Idulfitri.
Penurunan lebih lanjut tertahan oleh inflasi sigaret kretek mesin (SKM) sejalan dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau. Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,52% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,54% (yoy).***