JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia Bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Wilayah Sumatera meluncurkan Sinergi Pengendalian Sumatera (ANDALAS) yang difokuskan pada beberapa pengendalian harga.
Peluncuran dilakukan dalan kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Sumatera dengan tema “Sinergi dan Inovasi Mendorong Penguatan Produktivitas, Pasokan, dan Efisiensi Rantai Pasok untuk Mendukung Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan Sumatera”, yang berlangsung di Pekanbaru, pada Jumat (17/5/24).
Inovasi pengendalian harga tersebut, pertama, Gerakan Tanam Cabai Merah dengan metode intensifikasi dan budidaya pertanian digital guna mendorong produktivitas komoditas strategis berkolaborasi dengan TPID dan universitas sekitar. Kedua, program Mobil Pasar Murah Tuntaskan Inflasi dan Rawan Pangan untuk memperluas jangkauan pasar murah ke daerah-daerah rawan pangan. Ketiga, optimalisasi efisiensi rantai pasok komoditas pangan wilayah Sumatera.
BERITA TERKAIT
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti dalam kesempatan peluncuran program tersebut menekankan, “Kita perlu memperkuat koordinasi dan sinergi pengendalian inflasi dalam menjaga stabilitas harga dan membangun ketahanan pangan guna memitigasi risiko inflasi ke depan utamanya dari sisi pasokan, yaitu gangguan produksi akibat bencana alam dan faktor musiman serta kendala distribusi,” ungkap Destry.
Destry melanjutkan, inovasi pengendalian inflasi pangan secara end-to-end atau dari hulu ke hilir harus dioptimalisasi secara simultan untuk meningkatkan produktivitas di sisi hulu dan mendorong perluasan jangkauan distribusi di sisi hilir.
Selanjutnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan, mengapresiasi langkah sinergi dan kolaborasi TPID Wilayah Sumatera yang berfokus dalam penanganan inflasi pangan.
Namun demikian, ketersediaan pasokan antarwaktu dan antarwilayah masih menjadi tantangan utama dalam stabilisasi harga pangan. Optimalisasi penggunaan teknologi budidaya, pemanfaatan sarana penyimpanan, perluasan kerjasama antar daerah (KAD) serta penguatan konektivitas antarwilayah perlu didorong untuk mendukung stabilitas harga dan menekan disparitas harga antarwilayah.
Sementara itu, Pj. Gubernur Riau, S.F. Hariyanto menyampaikan, penyelenggaraan GNPIP merupakan bentuk komitmen dan keseriusan kerja sama TPID di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di wilayah Sumatera dalam upaya pengendalian inflasi daerah.
“Berdasarkan karakteristik wilayah, Riau merupakan daerah dengan defisit neraca pangan sehingga pemenuhan kebutuhan pangan pokok Riau (seperti beras, aneka cabai, bawang) masih mengandalkan pasokan dari daerah lain, seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, dan daerah tetangga lainnya,” ungkap Hariyanto.
Ia melanjutkan, meskipun demikian, TPID di Provinsi Riau terus berupaya untuk meningkatkan produksi lokal dan menjamin kecukupan pasokan di Riau dengan harga yang stabil dan terjangkau bagi masyarakat
Sebagai langkah strategis untuk memperkuat komitmen dan mengakselerasi implementasi program unggulan secara targeted, masif, dan terintegrasi, penyelenggaraan GNPIP Wilayah Sumatera dirangkaikan dengan Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan TPID Sumatera pada tanggal 16 Mei 2024.
TPIP dan TPID berkomitmen akan memprioritaskan penyelesaian isu strategis inflasi Sumatera dan menghasilkan rekomendasi untuk mendorong penguatan produktivitas, pasokan dan efisiensi rantai pasok demi stabilitas harga dan ketahanan pangan Sumatera, yakni:
1) pentingnya penguatan produktivitas pertanian secara end-to-end,
2) pentingnya penguatan pasokan dan efisiensi rantai pasok melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD), dan
3) perlunya dukungan fiskal dan non fiskal baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia dalam meningkatkan ketahanan pangan.***