JAKARTA, Stabilitas.id — Amerika Serikat (AS) telah menyusul sederet negara lainnya ke jurang resesi. Bureau of Economic Analysis Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa PDB Negara itu mengalami kontraksi sebesar 32,9 persen pada triwulan 2-2020 (dibandingkan setahun sebelumnya). Kontraksi ini lebih besar dibandingkan dengan kontraksi sebesar 5,0 persen pada triwulan 1-2020 (dibandingkan setahun sebelumnya).
“Kontraksi pada perekonomian AS ini berkait dengan pandemi Covid-19 dan kebijakan lockdown yang diambil oleh pemerintah AS untuk memperlambat penyebaran wabah,” Eric Alexander Sugandi, Peneliti Ekonomi SeniorInstitut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan Republik Indonesia.
Di sisi lain, imbal hasil (yield) dari obligasi jangka panjang US Treasury tenor 10 tahun turun dari 0,59 persen pada penutupan perdagangan 24 Juli 2020 ke 0,53 persen pada penutupan perdagangan 31 Juli 2020. Penurunan imbal hasil menunjukkan kenaikan harga obligasi yang bersangkutan.
Sementara itu, pada hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan angka indeks harga konsumen (IHK) bulan Juli 2020. Menurut Eric, pihaknya memperkirakan terjadi deflasi sebesar 0,01 persen month on month atau inflasi sebesar 1,09 persen year on year di bulan Juli 2020.
“Deflasi di bulan Juli 2020 terjadi sebagai akibat dari masih lemahnya tekanan inflasi dari sisi permintaan karena lemahnya konsumsi masyarakat dan menurunnya tekanan inflasi dari sisi penawaran karena mulai meningkatnya pasokan barang dan jasa seiring mulai dibukanya 9 sektor pada perekonomian Indonesia,” kata Eric.
Komoditas yang mengalami penurunan harga dan menyumbang pada deflasi di bulan Juli 2020 di antaranya bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan daging ayam ras.
Pada hari Rabu tanggal 5 Agustus 2020, BPS akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi untuk triwulan 2-2020. Dengan mempertimbangkan memburuknya kondisi ekonomi global dan masih tertekannya konsumsi dan investasi domestik, IKS memperkirakan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 3,6 persen quarter on quarter non-seasonally adjusted (belum mengeluarkan pengaruh factor musiman) atau kontraksi sebesar 4,7 persen year on year di triwulan 2-2020. IKS melihat bahwa Indonesia telah memasuki resesi teknikal pada triwulan 2-2020.