JAKARTA, Stabilitas.id – Industri asuransi umum masih mencatatkan hasil positif untuk pertumbuhan perolehan premi yang tercatat sebesar 6,2% di Semester 1 2023 ini. Demikian dilaporkan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) berdasarkan kinerja 72 perusahaan Asuransi Umum anggota AAUI untuk periode Januari-Juni di pertengahan tahun 2023 ini.
Trinita Situmeang Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statstik & Analisa dalam konferensi pers di kantor AAUI (25/8/2023) menjelaskan, pasca dicabutnya status pandemi di Indonesia ini sangat berpengaruh pada mobilitas masyarakat Indonesia hingga pertengahan tahun 2023 ini.
Antara lain semakin meningkatnya jumlah penumpang moda transportasi, kunjungan wisatawan mancanegara, juga dampak dari penyelenggaraan KTT Asean, serta adanya libur lebaran dan libur sekolah di Q2 ini sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global serta daya beli masyarakat yang terlihat dari data Badan Pusat Statistik bahwa daya beli masyarakat mulai meningkat dapat dilihat dari nilai transaksi uang elektronik, kartu debit dan kredit juga tumbuh.
BERITA TERKAIT
AAUI mencatat perolehan pendapatan premi Asuransi Umum sepanjang Semester 1 2023 ini sebesar Rp 48,9 triliun, tumbuh positif jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 46 triliun.
Sebagian besar lini bisnis asuransi umum mencatatkan pertumbuhan positif pada semester 1 ini. namun ada 4 lini bisnis yang pertumbuhan preminya terkontraksi pada periode ini yaitu, Asuransi Harta Benda, Asuransi Satelit, Asuransi Energy On Shore dan Asuransi Aneka.
Namun demikian, pangsa pasar yang mendominasi dalam pencatatan premi dari Industri Asuransi Umum pada Semester 1 2023 masih diisi oleh Asuransi Harta Benda & Asuransi Kendaraan Bermotor yang memperoleh jumlah porsi keduanya sebesar 45,7%.
Diposisi selanjutnya, yang mengisi pangsa pasar ketiga untuk dominasi pangsa pasar premi asuransi umum adalah Asuransi Kredit dengan porsi sebesar 17.2%. Untuk pangsa pasar selanjutnya yang juga turut mendominasi pangsa pasar terbanyak diisi oleh lini bisnis Asuransi Kesehatan dan Asuransi Marine Cargo.
Trinita lebih lanjut menjelaskan. Asuransi Harta Benda pada pertengahan tahun 2023 ini mengalami kontraksi premi sebesar 16,1%. Jika melihat pada periode sebelumnya di tahun 2022, perolehan premi dari Asuransi Harta Benda ini Rp 14,9 triliun, di tahun ini perolehan premi pada periode yang sama hanya mencatatkan Rp12,5 Triliiun.
Trinita menjelaskan, jika melihat dari data yang diperoleh dari Bank Indonesia turut mempengaruhi terkontraksinya lini bisnis ini adalah Harga Properti Resindensial yang meningkat sehingga mengakibatkan turunnya penjualan properti residensial pada semester 1 2023 sebesar 12,30%.
Sedangkan Asuransi Kendaraan Bermotor mengalami pertumbuhan premi 12,4% pada periode Semester 1 2023 ini. Peningkatan premi lini bisnis ini tentunya juga sangat dipengaruhi meningkatnya penjualan kendaraan bermotor baik roda 4 maupun roda 2.
Data yang dipaparkan oleh GAIKINDO dan AISI, menunjukkan jumlah peningkatan penjualan Roda 4 sebesar 8% sementara pada kendaraan roda 2 untuk domestik mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu 42,5%.
Posisi ketiga yang juga turut serta mendominasi pangsa pasar perolehan premi industri asuransi umum adalah lini usaha Asuransi Kredit. Pada pencatatan ini, Asuransi Kredit ini juga mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan dengan Semester 1 ditahun 2022 lalu.
Tercatat di tahun ini peroleh premi asuransi kredit sebesar 8,4 Triliyun Rupiah dibanding tahun periode sebelumnya 6,3 Triliyun Rupiah. Dengan demikian persentase pertumbuhan dari lini bisnis ini sendiri adalah sebanyak 31,4%.
Trinita mengungkapkan faktor utama yang mendukung pertumbuhan positif dari lini bisnis ini tentunya konsistensi dari komitmen pemerintah dalam memberikan penyaluran Kredit kepada masyarakat.
Terlihat pada data yang dipaparkan oleh Bank Indonesia pada Juni 2023, kredit perbankan Indonesia disebutkan tumbuh 7,8%. Dalam data tersebut, pertumbuhan juga terjadi pada semua jenis kredit yang disalurkan mulai dari Kredit Investasi maupun Kredit Konsumsi.
Adapun jalur distribusi dari perolehan premi yang diperoleh industri asuransi umum sendiri di tahun 2023 ini didominasi oleh Broker, Direct, Leasing dan Agent.
Bayar Klaim
Di sisi lain, untuk klaim industri asuransi umum yang dilaporkan oleh AAUI pada periode semester 1 2023 ini mencatat sebesar Rp20,1 triliun tumbuh sebesar 13,2% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu yang mencatatkan Rp 17,7 triliun.
Menurut Trinita, kenaikan klaim ini terjadi hampir pada Sebagian besar lini bisnis asuransi umum, namun masih ada 4 lini usaha yang mencatatkan penurunan klaim pada periode ini yaitu Asuransi Harta Benda, Asuransi Pesawat, Asuransi Energy On Shore dan Asuransi Aneka.
Pada periode ini juga, AAUI menyampaikan adanya kenaikan Klaim Rasio dari periode sebelumnya yang dicatatkan naik 2,6%. Pada periode ini dicatat klaim rasio sebesar 41,2% sedangkan pada periode yang sama ditahun sebelumnya adalah 38,6%.
Kinerja Reasuransi
Pada pertengahan tahun 2023 ini, pencatatan premi untuk Reasuransi Umum mengalami kontraksi jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022. Perolehan premi Reasuransi Umum tercatat 10 Triliun Rupiah sementara di tahun sebelumnya sebesar Rp 10,7 triliun.
Hasil ini mencatatkan adanya kontraksi dari perolehan premi Reasuransi Umum sebanyak 7,2% di Semester 1 2023 ini. Sedangkan untuk jumlah klaim yang dicatatkan oleh AAUI pada Semester 1 2023, Klaim dari Reasuransi Umum mengalami perbaikan atau penurunan klaim sebesar 14,1%. Tercatat total klaim di Semester 1 tahun 2022 lalu sebesar Rp 4,2 triliun, sedangkan pada periode tahun ini hanya Rp 3,6 triliun. ***