JAKARTA, Stabilitas — Bank Bukopin menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 8 persen pada tahun 2019. Menurut Direktur Keuangan dan Perencanaan Bukopin Rachmat Kaimuddin , pihaknya akan berfokus kepada sektor ritel dan konsumer.
“Yang menopang nanti tetap dari sektor utama yakni sektor konsumer dan ritel UMKM,”kata Rachmat yang ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (22/2/2019).
Pada tahun 2018, Bank Bukopin berhasil menumbuhkan kredit sebesar 5 persen. Patokan 8 persen yang ditargetkan Bukopin menurut Rachmat dikarenakan kondisi perekonomian Indonesia yang diperkirakan semakin kondusif seperti yang terlihat dari kebijakan suku bunga The Fed yang stabil dan suku bunga Bank Indonesia yang menurutnya sudah bisa diprediksi.
“Seperti keputusan BI menahan suku bunga acuan kemarin sudah tepat untuk menjaga stabilitas sektor keuangan dan tentu saja membawa dampak positif bagi perbankan,”imbuhnya.
Rachmat menlaporkan, selama tahun 2018 Bank Bukopin berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 66,97 triliun, sebagian besar disalurkan melalui sektor ritel UMKM sebesar 43,39 persen dan konsumer sebesar 23,94 persen, sementara untuk komersial, Bukopin telah menyalurkan sebesar 32,67 persen.
Sementara itu selain menaikkan target penyaluran kredit, Bank Bukopin juga berencana akan menerbitkan obligasi atau surat utang yang direncanakan setelah pemilu berlangsung. Menurut Rachmat, penerbitan obligasi bertujuan untuk menguatkan likuiditas perseroan. Selain itu, peluncuran obligasi digunakan untuk memperpanjang maturity funding perusahaan.
“Menurut prediksi kami pasar obligasi tahun 2019 akan kondisif tapi karena ini tahun politik, investor akan wait and see makanya akan kita tunggu sampai habis pemilu,”imbuhnya.
Untuk dana yang akan disalurkan untuk menerbitkan surat utang, Rachmat menuturkan pihaknya saat ini sedang mempertimbangkan akan menyalurkan Rp1-2 Triliun. Jumlah yang sama juga akan digunakan untuk menerbitkan efek beragun aset (EBA).
“Kami targetkan di semester II tahun ini sudah ada,”pungkasnya.