JAKARTA, Stabilitas – Ekonom memprediksikan, perekonomian Indonesia akan lebih baik di tahun 2019 dibanding tahun 2018. Chief Economist Bank Mandiri Anton Gunawan mengatakan, pihaknya memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh mencapai 5,2 persen.
“Growth kalau berdasarkan forecast kami, kecenderungannya akan relatif sedikit lebih baik dari tahun sebelumnya, misal tahun ini tidak bulat 5,2 persen, tapi tahun depan masih sekitar itu,”ujar Anton di Jakarta, Selasa, 12 Desember 2018.
Lebih lanjut dikatakan Anton, untuk inflasi pihaknya memperkirakan masih ada kemungkinan naik namun masih terjaga dalam range yang dikeluarkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) pada kisaran 4 persen.
“Sedangkan untuk defisit neraca berjalan, kami optimis tahun depan akan membaik. Apalagi jika dilihat di akhir tahun ini CAD berada di bawah 3 persen,”kata Anton.
Dijelaskan Anton, hal ini dikarenakan harga komoditas yang flat atau tinggi sedikit sehingga mempengaruhi daya dorong ekspor. Sedangkan dari sisi impor ada upaya penahanan bagi komoditas yang kurang produktif seperti dari kebijakan pemerintah.
“Ditambah dengan adanya sentimen yang berubah dari risk on ke risk off, jadi mereka berani untuk ambil risiko lagi, tidak cari safe haven saja, itu membuat kita ada limpahan capital inflow,”tambah Anton.
Dengan dipaparkannya data di atas, pihaknya yakin pertumbuhan ekonomi masih akan tumbuh dengan baik meski masih memiliki risiko.
“Pertumbuhan ekonomi masih relatif baik, inflasi mungkin meningkat sedikit ke 4 persen, CAD membaik lebih rendah, depresiasi rupiah lebih rendah, bank profitabiliitasnya masih baik. Simpulan umumnya cenderung liat 2019 lebih baik daripada 2018. Meski kami tahu risiko masih ada,”tutup Anton.