JAKARTA, Stabilitas — Budi Hikmat, Direktur Strategi dan Kepala Mikroekonomi PT Bahana TCW Investment Management mengatakan, penguatan rupiah saat ini tidak semestinya, sebab masih tergantung pada dana asing. Hal itu dikatakan saat mengisi Seminar Outlook Pasar Modal Syariah 2019 di Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Menurutnya, rupiah yang dinilai tidak berhak menguat karena disebabkan karena Current Account Deficit Indonesia. “Mesin penghasil dolar lebih lemah dibanding penghasil dolar. Pasti rupiah melemah. Rupiah juga masih terbantu dana asing yang masuk.”
Indonesia selalu tergantung dana asing. Itu yang terus diterima karena Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Gross Domestic Product (GDP) hanya 40% jika dibandingkan dengan Singapore yang sebesar 103% yang menyebabkan suku bunganya lebih rendah dari Indonesia Ia menambahkan CAD terjadi karena Indonesia yang kurang produktif sedangkan rasio ekspor terhadap GDP turun karena Indonesia yang kurang kompetitif
“Itulah suatu kenyataan yang harus kita terima. Banyak orang negatif terhadap asing padahal rupiah akan jatuh tanpa asing. Nanti kita sadari bahwa solusinya adalah menuruti saran Nabi Yusuf,”kata Budi.
Lebih lanjut Budi menjelaskan konsep saran Nabi Yusuf yang terbagi dalam tiga hal yakni teratur dan bertahap seperti saham, proteksi seperti surat hutang negara (SUN), dan distribusi seperti anuitas.
“Saya mengajukan ke OJK, silakan konsep investasi nabi Yusuf ini dikaji dan diuji, bila nyaman dan dapat diterima, silakan digunakan secara model. Saya sudah terapkan 15 tahun dengan berbagai variasi.”tutup Budi.