STABILITAS, Manila – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) semakin menjejak di ASEAN. Setelah cukup ekspansif mengerjakan beberapa proyek infrastruktur di Timor Leste, Malaysia, dan Myanmar, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi ini baru saja menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) proyek di Manila, Filipina.
Penandatanganan MoU Proyek Manila – Taguig Express Way (MTEx) telah dilaksanakan di Manila, Ibukota Filipina, Senin (28/5/2018.) Kesepahaman bersama ini dijalin antara pihak WIKA dengan Citra Consortium yang terdiri dari PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk., PT Citra Persada Infrastruktur, dan CLGP Philipine Holding Inc.
Kesepahaman bersama ini ditandatangani oleh Direktur Utama WIKA, Tumiyana, Authorized Representative Citra Lamtoro Gung Persada Phillipines Sahra M. Mayor, dan disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini M. Soemarno serta Direktur Utama PT Citra Persada Infastruktur, Indrawan Sumantri.
BERITA TERKAIT
Turut hadir pada acara ini, antara lain, Sekretaris Menteri BUMN Imam Apriyanto Putro; Kepala Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Filipina, Hidayat; Deputi bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo; Deputi bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno; Para Direktur Utama BUMN, PT INKA, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan Manajemen kelima Perseroan.
Proyek Manila Taguig Expressway (MTEX) akan dibangun dengan konstruksi melayang 18,18 kilometer di sepanjang tepian Sungai Pasig. Jalan tol layang ini menelan biaya konstruksi sebesar 43,754 miliar Peso atau setara dengan Rp11,578 triliun (kurs 1US$ = Rp14.000). MTEx ini kelak akan menghubungkan antara Metro Manila Skyway Stage 3 dan Metro Manila Expressway ke jantung kota Pasig, Makati dan Manila.
Direktur Utama Perseroan, Tumiyana di sela-sela acara menyampaikan bahwa bahwa dengan disepakatinya kesepahaman antara WIKA dan Citra Konsorsium, diyakini akan semakin memperkuat portofolio WIKA di pasar luar negeri. “Kami menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman bersama ini untuk memperkuat eksistensi WIKA di Filipina” jelas Direktur Utama Perseroan.
Selain rencana Proyek Manila – Taguig Expressway, WIKA juga telah memulai rekonstruksi Clarin Bridge di Bohol, Filipina. Clarin Bridge termasuk dalam Bohol Circumferential Road yang runtuh akibat gempa bumi 7,2 skala richter di Filipina pada tahun 2013.
Dalam pengerjaan proyek tersebut, WIKA dan perusahaan lokal Filipina VT Lao Construction dipercaya untuk melakukan rekonstruksi Clarin Bridge dengan nilai kontrak 445,8 juta Peso Filipina. Jembatan sepanjang 104 meter ini ditargetkan akan selesai pada Oktober 2019 dan diharapkan akan mempermudah akses menuju daerah pariwisata serta mempercepat arus mobilisasi barang dan jasa di Provinsi Bohol.
Sebelumnya diketahui, WIKA juga cukup ekspansif dalam pengerjaan beberapa proyek di Timor Leste, yang terdiri dari: Construction of New Steel Bridge 100 m, Soibada (2017), Road Rehabilitation JCT A09 Package 1 Municipio de Manatutu (2017), dan Construction of Natar Bora Road Package 1 & 2 (2017).
Direktur Operasi III yang membawahi kegiatan operasi dan konstruksi di luar negeri Perseroan, Destiawan Soewardjono mengatakan bahwa kesempatan WIKA untuk mengembangkan bisnis di luar negeri masih sangat besar, seriring maraknya proyek konstruksi di berbagai negara.
“Terpilihnya WIKA sebagai kontraktor pada proyek-proyek infrastruktur negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina, Malaysia, Myanmar dan Timor Leste, menunjukkan adanya pengakuan bahwa kualitas dan daya saing BUMN Konstruksi Indonesia dalam hal ini WIKA dapat diandalkan,” terang Direktur Operasi III ini optimistis.