BERITA TERKAIT
JAKARTA-Sebagai salah satu pelaku bisnis ritel di Tanah Air, PT Supra Boga Lestari Tbk mengakui bahwa kondisi Indonesia yang saat ini tengah memasuki tahun politik sedikit banyak berpotensi mempengaruhi kinerjanya secara keseluruhan. Tak hanya itu, isu keamanan dengan maraknya ledakan bom di sejumlah wilayah juga diyakini turut membuat masyarakat enggan bepergian ke wilayah public, seperti pusat hiburan dan perbelanjaan. “Salah satu contoh konkretnya terjadi di Surabaya. Setelah ada insiden (ledakan bom) di sana, gerai kami yang ada di shopping centre jadi terpengaruh. Ada penurunan traffic. Tapi kalau untuk gerai di dalam perumahan relatif tidak terpengaruh,” ujar Direktur Utama PT Supra Boga Lestari Tbk, Meshvara Kanjaya, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan, di Jakarta, Jumat (25/5).
Dengan pertimbangan tersebut di atas, perusahaan pemilik jaringan ritel Ranch Market dan Farmer Market ini pun memilih untuk memasang target partumbuhan kinerja yang cukup konservatif untuk tahun ini. Bila secara rata-rata perusahaan dengan kode emiten RANC itu memiliki target pertumbuhan kinerja tahunan sekitar tujuh hingga delapan persen, maka pada tahun 2018 ini target yang telah dipatok ‘hanya’ sebesar lima persen saja. “Angka pertumbuhan itu menurut kami adalah yang paling realistis untuk saat ini. Kami selalu menargetkan pertumbuhan sekitar dua hingga tiga persen di atas pasar. Namun harus diakui bahwa tahun ini kondisi pasar cukup stagnan,” ungkap Meshvara. Dalam paparan yang disampaikan pada para pemegang saham, RANC memasang target pendapatan sebesar Rp2,3 triliun dengan porsi laba bersih sebesar Rp40 miliar pada tahun ini. Sedangkan target same store growth pada saat yang sama diharapkan bisa tumbuh sekitar 1,5 persen sampai dua persen. Dan di sepanjang triwulan I/2018 lalu, nilai pendapatan yang berhasil direalisasikan tercatat sebesar Rp571,69 miliar atau tumbuh sebesar 8,1 persen dibanding catatan pendapatan pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp528,86 miliar. Sedangkan untuk laba juga mengalami kenaikan dari semula Rp6,54 miliar menjadi Rp9,48 miliar.