JAKARTA, Stabilitas–OJK mengeluarkan hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan 2016 di Jakarta, Selasa (24/1). Dalam skala nasional literasi mengalami peningkatan hingga 21,84 persen dan inklusi menginjak angka 29,66 persen di 2016. Sektor syariah pun tak luput dari survei yang dilakukan, prosentase literasi keuangan syariah mencapai 8,11 persen sedangkan inklusi 11,06 persen.
Indeks literasi tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur yaitu 29,35 persen namun inklusinya hanya sebesar 12,21 persen. Tingginya tingkat literasi tersebut dilatarbelakangi oleh faktor responden berdasarkan skala pendidikan dan wilayah.
“Sebetulnya kalau di Jawa Timur pertama karena mereka berbasis pendidikan kayak banyaknya pesantren, kedua Provinsi Jawa Timur ini sudah punya pusat pengembangan ekonomi syariah untuk Jrovinsi jawa Timur sehingga OJK juga sering mengadakan pelatihan disana, BI juga punya acara tahunan disana jadi memang besar,”terang Direktur Penelitian, Pengembangan, Peraturan, dan Perijinan Perbankan Syariah OJK, Deden Firman Hendarsyah.
Berbeda dengan Jawa Timur, justru tingkat literasi keuangan syariah di Provinsi Aceh lebih kecil yaitu 21,09 persen sedangkan tingkat inklusinya tinggi yaitu mencapai 41,45 persen. Hal ini dipengaruhi oleh faktor strata wilayah baik pedesaan maupun perkotaan, apalagi latar belakang Aceh yang dalam penerapan syariah Islam didorong oleh beralihnya status BPD Aceh menjadi Bank Aceh Syariah.
“Kalau aceh kan memang dia ada Perda mengenai penerapan syariah dalam kehidupan sehari-harinya jadi sebetulnya bukan hanya keuangan, tapi dalam sehari-hari juga apalagi setelah konversi. Konversi BPD Aceh ke Aceh Syariah itu juga salah satunya karena mengikuti Perda itu bahwa transaksi keuangan pemerintah itu dilakukan melalui bank syariah jadi masyarakat disana sudah terbiasa apalagi nanti setelah konversi,”lanjut Deden.
Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah secara sektoral dikuasai oleh sektor perbankan dengan tingkat literasi 6,63 persen dan inklusi 9,61 persen. Menyusul sektor perasuransian dengan literaasi sebesar 2,51 persen dan inklusi sebesar 1,92 persen. Sektor pergadaian memiliki prosesntasi literasi sebesar 1,63 persen sedangkan inklusinya 0,71 persen, dan lembaga pembiayaan memiliki tingkat literaasi sebesar 0,19 persen dengan inklusi sebesar 0,24 persen.