Jakarta – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) kembali melaporkan perkembangan kinerja industri asuransi jiwa di tanah air sampai dengan kuartal ketiga 2015. Hasil laporan menunjukkan bahwa meski pertumbuhan perekonomian Indonesia masih melambat di sembilan bulan pertama tahun 2015, industri asuransi jiwa tetap membukukan kinerja positif.
“Ketahanan industri asuransi jiwa di tengah dinamika pasar terbukti dari meningkatnya total pendapatan premi yang mencapai lebih dari Rp100 triliun yang utamanya dikontribusikan oleh pertumbuhan premi bisnis baru. Jumlah tertanggung individu pun terus meningkat di tengah perekonomian yang melambat. Hal ini merefleksikan optimisme pasar dan semakin meningkatnya kesadaran serta kebutuhan masyarakat untuk memiliki proteksi perlindungan diri melalui layanan asuransi jiwa dalam kondisi apapun,” kata Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim di Jakarta, Senin (14/12).
Hendrisman menyebutkan terdapat peningkatan total pendapatan premi sebesar 16% yaitu dari Rp 86,92 triliun di tahun 2014 menjadi Rp 100,80 triliun di tahun 2015 dalam kuartal yang sama, dimana Premi Bisnis Baru menjadi penyumbang utama total pendapatan premi dengan kontribusi sebesar 57,1%. Premi Bisnis Baru sendiri tumbuh sebesar 16,7% dari Rp 49,35 triliun menjadi Rp 57,60 triliun pada kuartal ketiga 2015. Sementara itu, Premi Lanjutan juga turut mendorong peningkatan total pendapatan premi dengan pertumbuhan sebesar 15% yaitu dari Rp 37,57 triliun menjadi Rp. 43,21 triliun di periode yang sama.
BERITA TERKAIT
Dia menlai, peningkatan total pendapatan premi di tengah kondisi ekonomi saat ini membuktikan semakin kuatnya pemahaman masyarakat akan manfaat jangka panjang produk-produk asuransi jiwa terhadap perencanaan keuangan mereka.
Aset dan Investasi
Sementara itu, hasil Investasi pada kuartal ketiga 2015 ini tampak turun sebesar 152,7% atau sebesar – Rp 15,9 triliun yang disebabkan oleh masih terjadinya pelambatan laju pertumbuhan ekonomi dan fluktuasi di pasar modal Indonesia. “Penurunan Hasil Investasi ini disebabkan karena pelaku industri asuransi jiwa melakukan antisipasi dengan menempatkan investasinya pada portofolio yang lebih aman,” jelas Hendrisman,
“Reksadana masih menjadi portofolio yang paling diminati, namun demikian pada kuartal ketiga 2015 ini tren investasi juga tampak bergerak ke produk-produk lain seperti deposito dan property yang memiliki tingkat risiko lebih kecil,” imbuh Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) ini.
Walau hasil investasi terlihat menurun dibanding periode yang sama tahun lalu, namun Jumlah Investasi yang dicatatkan industri asuransi menunjukkan peningkatan sebesar 5% dari yang sebelumnya Rp 292,61 triliun menjadi Rp 307,29 triliun pada periode yang sama. Pertumbuhan jumlah investasi ini menunjukkan optimisme industri asuransi jiwa terhadap potensi perbaikan pasar saham dan strategi pemerintah yang dipercaya akan memberikan ruang bagi industri asuransi jiwa untuk memperbaiki hasil investasi ke depannya.
Peningkatan jumlah investasi lebih lanjut mendorong peningkatan Total Aset industri yang sampai kuartal ketiga 2015 naik sebesar 5,2% menjadi Rp 355,37 triliun dari Rp 337,64 triliun di periode yang sama di tahun 2014.
AAJI percaya, pemerintah berfokus penuh untuk kembali meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional, dan industri asuransi jiwa mendukung strategi penguatan ekonomi ini dengan mempertahankan pertumbuhan industri secara berkelanjutan.