Kupang – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia berkomitmen untuk membantu membantu UKM-UKM lokal yang dinilai potensial dan memiliki peluang untuk berkembang pada lini bisnis nasional dan berorientasi ekspor.
“Kita akn terus membentuk pola kemitraan strategis antara Pemerintah dan pelaku usaha dalam penguatan daya saing produk unggulan daerah guna mendukung ekspor daerah dan nasional,” papar Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan P. Roeslani dalam seminar bertajuk “Pemberdayaan Usahawan dan Potensi Daerah untuk Meningkatkan Ekspor” di Aston Hotel, Kupang, Rabu (26/8). Seminar ini merupakan bagian dari kegiatan Kadin dan Kementerian Perdagangan.
Rosan Roeslani menjelaskan, sebagai mitra pemerintah KADIN hendak melakukan pendampingan sekaligus mendukung usaha-usaha kecil potensial yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui kegiatan ini diharapkan akan lahir enterpreneur- enterpreneur baru di NTT yang memiliki kompentensi dan daya saing, seiring mulai diberlakukannya MEA 2015.
Dia menjelaskan, NTT dikenal sebagai wilayah yang kaya Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan dengan memiliki Laut yang luasnya mencapai 200.000 km2 atau kurang lebih empat kali luas daratan yang hanya mencapai sekitar 47.000 Km2. “Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan dipandang sebagai suatu kekuatan ekonomi untuk menjadi prioritas dalam kebijakan pembangunan daerah lima tahun mendatangkarenaselaras dengan kebijakan pemerintahan nasional yang berkeinginan kuat mengembangkan tol laut sebagai poros maritim dunia,” kata dia.
Rosan dalam kesempatan itu mengajak para pelaku usaha UKM NTT untuk memanfaatkan secara optimal potensi perikanan dan kelautan. Menurutnya, perairan NTT relatif terbuka dan belum memberikan dampak positif yang besar secara ekologis dan ekonomis. Keterbatasan sarana-prasarana serta pendanaan menjadi hambatan dalam mengembangkan potensi besar di bidang perikanan seperti tuna, rumput laut, lobster, dan mutiara dan wisata bahari dengan pantai karang dan berpasir, keindahan bawah laut dan budaya yang sangat beragam.
“Banyak potensi lokal yang dapat dikembangkan oleh enterpreneur- enterpreneur baru di NTT dalam rangka menumbuhkan usaha kecil potensial yang saat ini mengalami kesulitan dalam pemodalan melalui jalur perbankan dan lembaga keuangan lain karena dinilai tidak bankable. Untuk itulah mereka perlu dibantu melalui skema pemodalan lain agar usaha mereka dapat berkembang,”papar Rosan.
Atas pertimbangan tersebut, PT Palapa Nusantara Berdikari yang didirikan oleh Kadin akan menyeleksi usaha-usaha kecil potensial di wilayah NTT dengan standar-standar tertentu. Selanjutnya usahawan-usahawan tersebut akan mendapatkan bantuan modal dan pendampingan guna mengembangkan bisnis yang telah dirintis hingga layak mendapatkan pinjaman dari perbankan (bankable) dan berkualifikasi ekspor.
Ditambahkan Rosan, UKM perlu didukung karena menunjang ketahanan ekonomi nasional. Belajar dari pengalaman Krisis Ekonomi ’98, UKM termasuk matra ekonomi yang mempan terhadap hantaman krisis. Merujuk pada kondisi ekonomi saat ini yang terhambat pertumbuhannya, dalam penilaian Rosan, perkembangan UKM akan sangat mendukung perbaikan ekonomi nasional saat ini. “Karena itulah kami menimbang penting untuk mendukung pertumbuhan UKM, terutama dari sisi permodalan,” tutup Rosan.
Persoalannya minat kalangan muda untuk berwirausaha masih terhitung minim. Rosan mengungkapkan, sejauh ini persoalan modal menjadi penghambat tumbuhnya wirausaha baru. Salah satu solusi masalah ini adalah pembiayaan alternatif, misalnya melalui modal ventura. Diharapkan industri modal ventura menjadi solusi bagi pemula yang berniat meminjam uang melalui jalur perbankan maupun pasar modal.
“Wirausaha di Korea itu 4 persen, Malaysia 2,1 persen, sedangkan kita Cuma 1,6 persen. Jadi, kita sangat tertinggal sekali. Modal ventura bisa menjadi jalan keluar karena cukup realistis untuk permodalan bagi startup usaha, yang baru dimulai atau baru berjalan, sekaligus jembatan bagi usaha sebelum ketemu sektor formal, seperti bank dan pasar modal,” tambah dia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTT, Bruno Kupok mengungkapkan pentingnya bantuan modal bagi para pelaku usaha di provinsi ini. Menurutnya, melalui bantuan modal, NTT tidak hanya dikenal sebagai penyumbang bagi pendapatan nasional dari sisi kekayaan alam, tetapi juga melalui produk bahan baku dan bahan jadi yang dikembangkan dunia usaha.
“Jadi, NTT tidak hanya berkontribusi karena kekayaan laut yang sangat besar, tetapi juga melalui pengusaha-pengusaha lokal yang bisa berbicara banyak secara nasional.
Bruno juga mendorong tumbuhnya motivasi masyarakat untuk berwirausaha. Dia menerangkan, angka wirausaha NTT masih di bawah satu persen. Sementara itu, produk luar terus berdatangan ke NTT. “Jangan sampai kita hanya sekadar dilihat sebagai pasar atau pembeli potensial. Kita juga perlu menghasilkan produk dan memasarkan ke luar,” kata dia.
Senada dengan itu, Ketua Komite Tetap Permodalan Ventura dan Pembiayaan Alternatif KADIN Indonesia, Safari Aziz menjelaskan bahwa program pemberdayaan usahawan potensial telah dilakukan KADIN di sejumlah provinsi lain. NTT menjadi target penting KADIN karena memiliki posisi geografis yang strategis dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan yang efektif dan memberikan sumbangsih positif bagi pembangunan daerah. Hal ini didasari fakta bahwa provinsi NTT merupakan provinsi kepulauan sehingga rentang kendali dalam pengelolaan wilayah pesisir dan laut menjadi sangat luas dan kompleks.
“NTT bisa menjadi koridor penting dalam Kemaritiman. Secara geografis, Provinsi NTT berada di wilayah yang strategis. Berbatasan langsung dengan dua negara, yakni Timor Leste di timur dan Australia di selatan. NTT juga diapit Samudera Hindia, Laut Timor, Laut Flores dan Laut Sawu. Selain itu memiliki 1.192 pulau dan 5.700 kilometer garis pantai yang membuat potensi bidang maritim begitu besar,” terang Safari.