Jakarta – PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) dan anak usaha PT Citilink Indonesia mencatat peningkatan pangsa pasar (market share) menjadi 44% di semester pertama tahun ini, naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 37%. Sementara untuk penerbangan internasional, pangsa pasar perseroan di angka 28%, meningkat dibandingkan periode Januari-Juni tahun 2014 di posisi 21%.
Peningkatan pangsa pasar seiring jumlah penumpang yang diangkut. Pada periode Januari-Juni tahun ini, Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia mengangkut sebanyak 15,9 juta penumpang, naik 19,5% dibanding periode yang sama tahun lalu sekitar 13,3 juta penumpang.
Adapun, Garuda Indonesia mengangkut sebanyak 11,55 juta penumpang di semester pertama tahun 2015, naik 15,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara Citilink melayani 4,34 juta penumpang, meningkat 32%.
Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo mengatakan kenaikan jumlah penumpang yang diangkut perseroan seiring penambahan 18 unit pesawat tahun ini yang terdiri 5 pesawat wide body dan 13 narrow body. Sampai akhir tahun 2015, badan usaha milik negara (BUMN) di bidang aviasi tersebut akan mengoperasikan 190 pesawat.
Saat ini, Garuda Indonesia dan Citilink mengoperasikan 180 pesawat, terdiri dari Boeing 777-300ER (7), Airbus A330-200/300 (22), Boeing 747-400 (2), Airbus A320 (35), Boeing 737-500/800NG (89), Bombardier CRJ1000 NextGen (15), dan ATR72-600 (10) dengan usia rata-rata pesawat 4,8 tahun.
Ia mengungkapkan Garuda Indonesia juga akan menambah 15 unit pesawat di 2016, yakni 10 unit pesawat ATR72-600, 5 unit pesawat Airbus A330, dan 1 unit pesawat Boeing 777.
Dengan penambahan pesawat maka pangsa pasar Garuda Indonesia, termasuk Citilink akan meningkat baik penerbangan domestik maupun internasional. “Paling tidak market share penerbangan domestik mencapai 50% untuk pertumbuhan ke depan, sedangkan internasional harus 35%,” kata Arif usai analis meeting Garuda Indonesia di Ritz Carlton Hotel Pacific Place, Jakarta, kemarin.
Selain penambahan pesawat untuk meningkat pangsa pasar, menurutnya, Garuda Indonesia juga mengoperasikan pesawat ATR untuk memperkuat feeder penerbangan domestik maupun internasional. “Kita (Garuda Indonesia) operasikan pesawat ATR ke Lombok, Labuan Bojo, dan Pulau Komodo,” ungkapnya.
Peningkatan pangsa pasar maupun jumlah penumpang berkontribusi bagi kinerja Garuda Indonesia. Perusahaan berkode emiten GIAA itu meraih laba bersih sebesar US$9,3 juta pada semester pertama tahun ini. Sebelumnya seroan merugi US$201,3 juta di periode enam bulan pertama tahun 2014.
Arif menyebutkan pendapatan usaha Garuda Indonesia sebesar US$1,84 miliar di semester pertama tahun ini, naik 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$1,76 miliar.