Jakarta – PT Mandiri Tunas Finance (MTF) optimis laba bersih hingga akhir tahun bisa melampaui Rp300 miliar, mengingat di kuartal pertama (Q1) tahun ini MTF berhasil mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp76,59 miliar atau tumbuh hingga 36,90% dari kuartal yang sama tahun lalu sebesar Rp55,94 miliar.
“Laba bersih kita di Q1 sudah hampir Rp77 miliar dengan pembiayaan yang baru tumbuh di kisaran 3%. Kuartal berikut akan lebih baik karena ada pemeran, belanja pemerintah yang mulai tumbuh. Tanda-tanda sudah terlihat sejak April. Jadi Akhir tahun bisa di atas Rp300 miliar,” ungkap Ignatius Susatyo Wijoyo di Jakarta, Selasa (28/4).
Ditanya mengenai strategi apa yang dilakukan MTF sehingga bisa tumbuh di tengah lesunya industri otomotif, Susatyo menjelaskan, MTF menerapkan strategi ekspansi pembiayaan ke merek yang diperkirakan akan tumbuh di pasar otomotif.
“Kita melihat sesuatu dari sisi oportunitynya. Kalau data Gaikindo turun, itu tidak semua. Ada merek yang tumbuh di 2015. Seperti Honda Mobilio, HRV, Nisan X-Ttrail. Nah kita masuk ke tipe-tipe tertentu yang sedang tumbuh. Kita juga mempertahankan dealer kita yang existing. Ini yang membuat kita tetap bertahan,” pungkas dia.
Harjanto Tjitohardjodjo, Direktur Marketing dan Sales MTF menambahkan, bahwa produk Honda mengalami peningkatan penjualan sepanjang Q1-2015 sebesar 5% dengan pertumbuhan terbaik di merek Honda Mobilio. Dia juga menegaskan ke depan, sesuai dengan kehadiran merek baru dari Astra maka akan mendorong pertumbuhuhan pembiayaan, sejalan dengan ekspansi jaringan yang trus dilakukan MTF.
Harjanto menjelaskan, kendati market industri mengalami penurunan, MTF berhasil tumbuh, salah satunya dengan memperluas jaringan cabang dan kantor satelit (kantor cabang MTF di Bank Mandiri) di sejumlah daerah yang masih minim penetrasi pembiayaan.
“Market turun 30%, market kita tidak turun, karena kita perkuat terus jaringan cabang dan satelit kita. Dari target 30 kantor satelit, kita sudah bangun 13. Sementara cabag tahun ini rencananya dibangun 6 kantor,” ungkap dia.
Di sisi lain, MTF yang mulai fokus dengan pembiayaan mobil baru juga berhasil menekan beban biaya kredit. Seperti diungkapkan Direktur Keuangan MTF, Ade Cahyo Nugroho, bahwa Cost of Credit MTF di Q1-2015 hanya 5%, sehingga revenue naik hingga 30%.
Untuk diketahui, MTF berhasil meraih pembiayaan baru sepanjang kuartal pertama (Q1) 2015 sebesar Rp3,68 miliar, meningkat 3,59% dibanding periode yang sama tahun 2014. Komposisi pembiayaan Q1-2015 terdiri dari 96% mobil baru, 3% mobil bekas dan 1% sepeda motor.
“Nilai pembiayaan mobil baru Q1-2015 tumbuh 8% dibandingkan periode Q1-2014, sedangkan secara unit mobil baru meningkat 2%. Hal ini sejalan dengan fokus usaha Perseroan di segmen pembiayaan mobil baru,” ungkap Susatyo lebih lanjut.
Dia pun memperkirakan New Landing semester 1 antara akan memenuhi setidaknya 45% dari target pembiayaan MTF di tahun ini yang mencapai Rp20 triliun. “New Landing di semester 1 di kisaran Rp8,5 triliun – Rp9 triliun, ini 45% dari target pembiayaan. Ini juga didorong oleh belanja pemerintah sudah kelihatan di bulan Mei, dan puncak pada Juni,” jelas Susatyo.
Di semester kedua, pertumbuhan pembiayaan MTF akan lebih kencang sejalan dengan pelaksanaan pameran Gaikindo dan IMS (Indonesia Motor Show), HUT Jakarta, dan musim masuk sekolah. “Jadi porsi landing semester kedua bisa 55% dari total pembiayaan yakni sekitar Rp10 triliun – Rp11 triliun. Kita juga rencanakan event pameran bersama Bank Mandiri saat HUT Bank Mandiri,” ungkap Susatyo.
Sumber Dana
Untuk memenuhi target pembiayaan 2015 sebesar Rp20 triliun, Chayo, Direktur Keuangan MTF menegaskan adanya dukungan yang kuat dari induk usaha, yakni Bank Mandiri. “Funding kita 70%-80% dari Bank Mandiri. Suport masih baik, karena cost of fund Bank Mandiri terbaik,” pungkas Cahyo.
Sementara sisanya sekitar 30% akan diisi oleh pinjamaan bank dan penerbitan obligasi. Dia menjelaskan, dari pinjaman bank dan pasar uang saja cukup untuk memenuhi 6-7 bulan pembiayaan.
“Obligasi, bunga masih menarik. Di bulan Mei dan Juni kami terbitkan sisah jatah yang Rp150 miliar. Awal Juni kita harapkan dananya sudah masuk ke kita. Jadi kita punya cadangan yang cukup,” pungkas Cahyo.
Selain itu, lanjut dia, MTF juga menkaji untuk menerbitkan obligasi di semester kedua senilai Rp500 miliar hingga Rp 1 triliun. “Kita juga rencanakan penerbitkan MTN (medium term note) senilai Rp300 miliar. Sudah ada buyer-nya,” kata dia.