Jakarta – Indonesia memiliki daya tarik sebagai negara tujuan investasi, termasuk juga investasi pada sektor jasa keuangan. Hal itu ditunjukkan dengan adanya minat investor yang akan mencoba melakukan penjajakan untuk mendalami potensi dan peluang dari industri jasa keuangan di Indonesia.
“Saya kira antusiasmenya besar. Sehingga keingintahuan investor mengenai Indonesia juga besar, terutama untuk beberapa sektor yang menjadi perhatian,” ujar Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad dalam World Economic Forum di Jakarta, Selasa (21/4).
Muliaman mengatakan sudah mendiskusikan dengan berbagai pihak mengenai keinginan para investor untuk mengetahui lebih dalam sektor layanan keuangan di Indonesia. Beberapa CEO asal Amerika Serikat menurutnya mulai melirik Indonesia sebagai tempat berinvestasi. “Antusiasme mereka terhadap Indonesia besar sekali untuk belajar mengenai negara ini. Selama ini mereka beroperasi hanya sampai Thailand dan Filipina saja,” ujarnya.
Banyak pertanyaan yang menghampiri Muliaman terkait layanan keuangan yang belum merata di Indonesia dan juga upaya otoritas untuk merespon pertumbuhan industri keuangan seiring dengan pertumbuhan ekonomi. “Banyak pelaku yang ingin masuk terutama pelaku industri bidang ICT yang menjadi perhatian untuk mendukung peningkatan layanan industri keuangan.”
Dalam forum ekonomi dunia, Muliaman mencoba meyakinkan bahwa industri keuangan di Indonesia memiliki peran penting dalam peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “Saya juga berbicara mengenai penetrasi keuangan ke seluruh masyarakat Indonesia. Belakangan ini juga banyak agenda OJK terkait penetrasi keuangan,” jelas Muliaman.
Untuk meningkatkan penetrasi keuangan kepada seluruh masyarakat, OJK memprioritaskan kawasan Indonesia timur yang relatif masih terbatas dari segi teknologi dam jaringan perbankan serta jasa keuangan lainnya. “Jadi saya kira pas betul makanya peluncuran layanan perbankan tanpa kantor cabang pertama kali kita lakukan di Papua.”
Masyarakat di sana belum terjangkau layanan jasa keuangan secara maksimal. Pelaku industri keuangan dapat melakukan penetrasi di sana dengan dukungan telekomunikasi dan teknologi untuk menunjang pemerataan layanan secara inklusif.
Muliaman juga mengatakan dalam forum tersebut bahwa Indonesia sudah berada pada jalur dan tujuan yang tepat untuk mendukung besarnya potensi perkembangan ekonomi melalui dukungan layanan jasa keuangan. “Kita punya komitmen yang luas untuk mendorongnya.”
Kemudian terkait pelaksanaan pasar bebas ASEAN untuk jasa keuangan di tahun 2020, OJK terus berupaya mendorong perbankan dalam negeri untuk dapat bersaing. “Dengan ukuran perbankan yang ada sekarang saja sudah banyak yang bisa dilakukan. Oleh karena itu kita kuatkan semua persiapan termasuk untuk melancarkan jalan bagi perbankan nasional untuk mendapatkan izin operasi dan melakukan ekspansi di luar negeri.