Jakarta – PT Trisula Interational Tbk (TRIS), emiten distributor fashion terkemuka di Tanah Air, menargetkan penjualan bersih 2015 tumbuh 14% menjadi Rp800 miliar. Sementara laba bersih diharapkan tumbuh 15% menjadi Rp40 miliar.
“Tahun 2014 kita mengalami tantangan berarti seperti pelemahan rupiah yang pengaruhi penjualan internasional. Tetapi di 2015 kami lebih optimis dengan taarget penjualan bersih tumbuh 14% dan laba bersih ditargetkan tumbuh 15d%,” ungkap Lisa Tjahjadi, Presiden Direktur TRIS di Jakarta, Senin (20/4).
Adapun strategi untuk mencapai target tersebut menurut Lisa antara lain melalui penguatan Pasar Domestik dan Internasional. “Di pasar domestik kita akan memperkuat supply chain dan pengembangan produk untuk mempertajam gross profit ratio, peningkatan distribution and Customer Service, dan efisiensi biaya operasional,” ujar Lisa.
Pada pasar internasional, TRIS melanjutkan konsentrasi bisnis nya dalam ekspor seragam (corporate wear) yang sudah terbukti suskes. “Strategi bisnis untuk tahun 2015, Trisula juga akan lebih fokus pada pasar Asia dan USA yang berpeluang besar, menghadirkan inovasi produk baru yang mengikuti trend pasar, dan terus melakukan efisiensi biaya melalui sistem otomasi,” pngkas Lisa.
Direktur International Sale TRIS, Kartono Budiman menambahkan, pasar ekspor Perseroan mengalami tantangan kian besar mengingat ekonomi global ke depan belum bangkit sepenuhnya, khusus untuk pasar Eropa, UK, USA. “Depresiasi mata uang global pengaruhi kenaikan biaya di customer. Jadi minimal kita harus lakukan negosiasi dengan customer,” ujar dia.
Saat negosisi tersebut, lanjut Kartono, Perseroan akan meningkatkan ekspor ke pasar Asia dan AS dengan produk yang lebih inovatif. Dia menilai, Asia merupakan pasar besar tetapi daya beli masih dipengaruhi fluktuasi mata uang mereka terhadap dolar AS.
Sementara pasar USA, ekspor tekstil ke USA dipengaruhi adanya persaingan dengan Vietnam. Terlebih adanya MoU yang memungkinkan bebas bea masuk untuk 10 negara ekspor dengan AS termasuk Vietnam di dalamnya. “Ini untungkan 10 negara tersebut. Hanya catatanya harus produk asli. Ini peluang kita,” harapnya.
Untuk Asia, TRIS mencoba masuk ke pasar China, selain melayani pasar Korea dan Jepang saat ini. “Sekarang dilirik China karena manufacturing yang mulai mahal.” Sementara pasar New Zeleand yang baru dijalal TRIS juga telah memberikan hasil baik di akhir 2014.
Untuk itu, Kartono menargetkan penjualan akan tumbuh 17% untuk pasar ekspor. Targetnya antara lain UK dan Eropa tumbuh 25% dr total ekspor, Australia naik 20%, Asia Tumbuh 12%. “Jadi porsi ekspor kita bergeser yakni Asia dan Australia jadi 25%, geser posisi US yang sejauh ini mendominasi. Tetapi kita tidak ubah total target ekspor. Untuk pasar AS dan Eropa diharapkan tetap tumbuh 20%. Sisanya market New Zeland,” pungkas Kartono.
Untuk produk ekspor, menuut dia, TRIS akan terus meningkatkan produk untuk golf, dan waterproof. “Waterproof di pasar dunia masih sedikit. Kita ke arah sana, sudah kita tambah resources sejak 2013 untuk mewujudkan pasar ini,” ujar dia.
Akusisi
Setelah berhasil mengakusisi Mido Uniform Pte Ltd – Singapura pada tahun 2014 dan berhasil mendesain dan memproduksi seragam cabin crew untuk anak perusahaan Singapore Airlines Group, yaitu Silk Air, maka tahun ini TRIS berencana mengakusisi lagi prusahaan distribusi untuk pemperkuat sektor ritel.
“Akusisi lain ada, masih tahapan pembicaran. Kelihatan ada satu yang serius, tetapi awal tahun depan baru terwujud. Ini sektor ritel, untuk perkuat distribusi network. Kita siapkan dana Rp50 miliar untuk akusisi ini,” ungkap Lisa.
Sementara untuk capex tahun ini, lanjut Lisa, TRIS anggarkan sekira Rp10-15 miliar. “Kita akan tambahan toko untuk produk Hallmark dengan biaya Rp5 miliar hingga Rp7 miliar, termasuk investasi awal untuk produk. Kita juga gencar promo untuk produk lain, jadi biayanya sekitar Rp10 miliar,” ujar Lisa.
Lisa menambahkan, dari laba bersih 2014, sebesar Rp 9,5.-/saham dibagikan sebagai dividen. “Total deviden Rp10 miliar.”