Jakarta – Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) bekerja sama dengan Pilgrim Group dan Majalah Manajemen Risiko, STABILTAS akan menggelar seminar sehari dengan tema “Tantangan Besar Manajemen Anti Fraud Perusahaan 2015”. Seminar ini akan digelar pada Rabu, 11 Maret 2015 bertempat di Mutiara Ballroom, Lower Lobby Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, sejak pukul 08.00 – 17.00.
Seminar “Tantangan Besar Manajemen Anti Fraud Perusahaan 2015” ini rencananya akan dibuka oleh Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan dan ditutup oleh Ronald Wass, Deputi Gubernur Indonesia. Tampil sebagai pembicara antara lain Ahmad Siddik Badruddin, Senior Executive Vice President Direktorat Retail Risk Bank Mandiri; Sutanto, SE, MM, Direktur Bank BNI, Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI; Robertus Bilitea.,Direktur Eksekutif LPS; Randi Anto, Direktur Manajemen Risiko BRI; Ernest Hocking, CEO Pilgrim Group; dan Bahrain, Direktur Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Moderator: Pardi Sudrajat, Direktur Eksekutif BARa, Ryan Kiryanto (Chief Economics BNI).
Adapun tujuan seminar ini adalah memberikan update terkini terhadap bentuk-bentuk fraud yang terjadi dalam korporasi, berbagi informasi dan pengalaman dalam manajemen anti-fraud; belajar dari risiko fraud yang pernah terjadi.
Tujuan lain adalah membangun kesadaran dan kepedulian jajaran manajemen organisasi terhadap pentingnya membangun manajemen anti-fraud yang efektif, dan memberikan pemahaman kepada jajaran manajemen tentang langkah-langkah implementasi manajemen anti-fraud, kunci sukses implementasi manajemen anti-fraud, berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi dalam implementasi manajemen anti-fraud. Selain itu, seminar ini akan menjadi ajang pertemuan antara regulator, praktisi manajemen risiko, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya dalam upaya meningkatkan efektifitas majamene anti-fraud.
Seperti diketahui bahwa kejadian risiko akibat penyalahgunaan atau penipuan (fraud) akibat ulah manusia telah memberikan kerugian besar bagi perusahaan maupun nasabah. Kejadian fraud bisa dilakukan oleh karyawan sendiri dan orang luar maupun akibat kerjasama antara karyawan dengan orang luar, telah berulangkali terjadi meskipun perusahaan sudah menerapkan manajemen anti-fraud. Dalam mencegah terjadinya fraud, perusahaan tidak boleh percaya begitu saja kepada siapapun yang berpenampilan seperti orang baik-baik. Bagaimanapun, penampilan bisa menjebak. Lantas, apa yang perlu dilakukan? Bagaimana Antisipasi Manajemen dan Pemilik Perusahaan?
Risiko fraud bisa terjadi karena beberapa sebab. Pertama, karena ada niat dari pegawai dan peluangnya juga ada. Kedua, karena ada niat dari pegawai dan peluangnya sebenarnya tidak ada. Ketiga, karena adanya kesempatan, walaupun pada awalnya pegawai tidak punya niat melakukan fraud. Manajemen anti-fraud harus mengantisipasi ketiga sebab dari fraud tersebut. Namun, menilik masih maraknya kejadian fraud, maka ada pertanyaan besar tentang efektifitas desain dan praktik sistem manajemen anti-fraud perusahaan. Dalam seminar ini, para peserta akan belajar dari pengalaman dari banyak perusahaan dalam merancang dan mengimplementasikan manajemen anti-fraud.