Jakarta – Guna memperkuat kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah telah mengajukan anggaran suntikan modal untuk sejumlah perusahaan plat merah hingga Rp 30 triliun tahun ini. dari dana tersebut, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) bakal kebagian suntikan modal Rp 7 triliun.
“Iya, Rp 7 triliun,” kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (7/1).
Selain Antam, rencannya besaran suntikan modal Rp 30 triliun tersebut akan dibagi-bagi untuk beberapa BUMN, seperti Pertamina. Dijelaskan Rini, , sektor yang paling banyak dapat suntikan modal adalah infrastruktur, pertambangan, dan jasa. Rini mengungkapkan, Antam dapat jatah tinggi karena akan digunakan untuk membangun smelter atau pabrik pemurnian mineral.
“Ke infrastruktur dan pertambangan, beraneka ragam. Yang termasuk besar di pertambangan adalah Antam, karena ingin menginvestasikan ke smelter ke proses lanjutan ke pertambangan itu sendiri,” ujarnya.
Untuk sektor konstruksi untuk menggenjot pembangunan, seperti pelabuhan yang memang butuh suntikan modal. “Kalau konstruksi, karena banyak melakukan beberapa pembangunan di pelabuhan, itu mereka juga cukup besar,” tandasnya.
Sementara itu, lanjut Rini, pemerintah Jokowi – JK juga berencana membuat terobosan memangkas setoran dividen bank-bank BUMN. Agar bank-bank BUMN punya modal untuk bersaing di ASEAN. Bank-bank BUMN saat ini adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
Rini mengatakan, saat ini bank-bank BUMN belum bisa bersaing dengan bank negara lain di tingkat ASEAN. “Permodalan perbankan perlu ditingkatkan, sehingga perbankan kita dapat lebih berkompetisi. Kalau dilihat sekarang, dibandingkan perbankan-perbankan dari negara ASEAN yang lain, kita cukup rendah,” kata Rini.
Dia menambahkan,”Seharusnya dengan ekonomi yang begitu besar, seharusnya perbankan kita lebih baik lebih tinggi lebih besar. Tapi selama ini karena diambil terus dividennya, sehingga modalnya tidak maksimal,” jelas Rini.