Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Industri Perbankan Syariah akan menggelar acara Expo iB (Islamic Banking) Vaganza 2015 sebagai upaya untuk semakin memperkenalkan dan meningkatkan pemahaman kepada masyarakat mengenai keunggulan produk dan layanan perbankan syariah.
Surakarta (Solo) menjadi kota penyelenggara pertama kegiatan Expo iB Vaganza tahun 2015 dari rencana kegiatan di lima belas (15) kota besar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat sepanjang tahun ini. Kegiatan di Kota Solo digelar dari tanggal 7 sampai dengan 11 Januari 2015 bertempat di Solo Square.
OJK dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (7/1) menjelaskan, pemilihan kota Solo mempertimbangkan kesuksesan penyelenggaraan kegiatan yang sama pada tahun 2013. Selain itu, Solo selama ini telah menjadi lahan subur untuk pengembangan industri perbankan dan keuangan syariah yang market share perbankan syariah-nya telah melampaui market share perbankan syariah nasional.
Expo akan dimeriahkan dengan berbagai acara, di antaranya talkshow edukasi literasi keuangan, sosialisasi produk dan layanan perbankan syariah dengan nara sumber dari Departemen Perbankan Syariah OJK Pusat, Perwakilan OJK Solo, pelaku Industri Jasa Keuangan dan Tokoh Masyarakat. Acara lainnya adalah penyerahan CSR Perbankan Syariah, aneka lomba (iB Idol, mewarnai, paduan suara anak, fashion show anak, dan lain-lain), hiburan (akustik, stand up commedy, dan lain-lain), aneka permainan, dan pembagian undian harian.
OJK menilai, sebagai industri yang relatif baru bertumbuh, industri perbankan dan keuangan syariah nasional perlu terus melakukan sosialisasi dan edukasi publik (campaign) agar produk serta jasa layanan syariah yang semakin beragam dan berdaya saing dapat dikenal dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Disamping itu juga agar dapat berkontribusi secara nyata dan optimal dalam pertumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional yang berkesinambungan.
“Saat ini market share bank syariah di Indonesia berkisar 5% dari total aset bank secara nasional. Jumlah nasabah bank syariah saat ini masih di bawah 10 juta orang, sehingga potensi peningkatan nasabah perbankan syariah masih sangat besar mengingat jumlah penduduk usia produktif Indonesia yang terus bertambah,” papar OJK.
Hingga Oktober 2014 jumlah industri Bank Umum Syariah (BUS) tercatat sebanyak 12 bank, jumlah Unit Usaha Syariah (UUS) sebanyak 22 bank, BPRS sebanyak 163 bank, dan jaringan kantor sebanyak 2.950. Adapun total aset (khusus BUS dan UUS) adalah sebesar Rp260,366 triliun, pembiayaan sebesar Rp196,491 triliun, dan penghimpunan DPK perbankan syariah adalah sebesar Rp207,121 triliun.
Maka, OJK memandang perlu bahwa pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia memerlukan strategi yang tepat khususnya dalam mengkomunikasikan produk dan layanan perbankan syariah ke masyarakat tanpa menghilangkan ciri khasnya.
“Selain itu pengembangan layanan perbankan syariah juga memerlukan sumber daya manusia yang memadai serta fasilitas yang bisa dinikmati kapanpun oleh nasabah dan memiliki jangkauan (jaringan kantor) yang luas.”